Tidak ada apa apa
Hanya semburat kelabu
Yang ada dilangit
Selasa, 31 Desember 2019
Percaya pada angin
Sebenarnya apa?
Yang ada diantara kita itu seperti angin
Begitu terasa dan sulit untuk dilihat
Siapa yang percaya pada angin?
Dia tidak pernah berdusta
Meski begitu abstrak
Tidak pernah dilukiskan
Yang ada diantara kita itu seperti angin
Begitu terasa dan sulit untuk dilihat
Siapa yang percaya pada angin?
Dia tidak pernah berdusta
Meski begitu abstrak
Tidak pernah dilukiskan
Hati mau Mati
Musim ini berlalu
sebelum hari yang disepakati olehku
Begitu cepat
Tanpa bisa berkata lebih dahulu
Jika aku
Belum siap berlari
Mengapa orang menghilang
Meninggalkan
Dengan sedikit jejak
Lalu hilang
Dirasa hampa di kaki
Aku belum siap kehilangan
Namun kehilangan terus mengintai
Aku belum siap sendiri
Namun sendiru menerkam setiap hari
Kemana aku ceritakan gulana
Jika saja langit mendung dan
tidak bisa berkata apapun
Ini tentang hati yang mau mati
Hanya karena kerinduan
Dalam diam
Tanpa ada suara
Yang disampaikan dan terus menghimpit
Sukmanya
sebelum hari yang disepakati olehku
Begitu cepat
Tanpa bisa berkata lebih dahulu
Jika aku
Belum siap berlari
Mengapa orang menghilang
Meninggalkan
Dengan sedikit jejak
Lalu hilang
Dirasa hampa di kaki
Aku belum siap kehilangan
Namun kehilangan terus mengintai
Aku belum siap sendiri
Namun sendiru menerkam setiap hari
Kemana aku ceritakan gulana
Jika saja langit mendung dan
tidak bisa berkata apapun
Ini tentang hati yang mau mati
Hanya karena kerinduan
Dalam diam
Tanpa ada suara
Yang disampaikan dan terus menghimpit
Sukmanya
Jangan Rindu
Jangan rindu
Bisik itu
Pada jemari di kata terakhir
Aku memilih diam
Karena rindu bekerja
Tanpa tuan
Bisik itu
Pada jemari di kata terakhir
Aku memilih diam
Karena rindu bekerja
Tanpa tuan
Petrichor
Saat hujan
Debu menghilang
Ikut bersama basah
Dan terbawa kedalam pori kulit bumi
Lalu tidak dikenali
Yang ada aroma
Penenang dalam kalbu
Yang terindui oleh masa
Ini musim hujan telah tiba
Aku membaui dirimu dalam sukma
Yang menjelma menjadi titik kata
Aku sampaikan disaat
Kebingungan
Bertanya jawab
Debu menghilang
Ikut bersama basah
Dan terbawa kedalam pori kulit bumi
Lalu tidak dikenali
Yang ada aroma
Penenang dalam kalbu
Yang terindui oleh masa
Ini musim hujan telah tiba
Aku membaui dirimu dalam sukma
Yang menjelma menjadi titik kata
Aku sampaikan disaat
Kebingungan
Bertanya jawab
Kelambu
Ini akan menjadi hari yang menyusahkan kita
Saat kesalahan ini sengaja di buat
Dua hal yang tidak bisa
Aku katakan
Dalam waktu dekat
Saat malam mengintai siang
Dan siang mengintai malam
Begitu seteruanya
Tanpa lupa waktu
Aku berusaha bersikap apatis
Nyatanya aku terbaptis dengan keadaan
Jika saja boleh
Aku ingin malam tidak mengintai siang
Begitu pula siang
Tidak perlu mengintai
Sayangnya, inilah yang terjadi
Malam tidak pernah bertemu siang
Siang juga dilarang bertemu malam
Hanya sekejap
Dalam kesamaran
Yang kita sebut
Dipenghujung waktu
Saat rindu
Menjelma
Menjadi kelambu
Gerimis
Gerimis di tahun baru ini berbeda
Begitu mengesankan
Seakan menggangu untuk tidak disimak
Karena ada yang lain dalam hari yang sulit
Begitu mengesankan
Seakan menggangu untuk tidak disimak
Karena ada yang lain dalam hari yang sulit
Rindu yang kemarin
Rindu itu sesak
Sampai tidak bisa berkata
Hanya serapah
Dalam kata tanpa emosi
Terhimpit beban tidak terlihat
Tersesat dalam kasat
Dan mengusir angin
Yang mengelikan
Saat tidak bisa bersama
Kalau rindu tidak bisa disampaikan
Kepada siapa angin ditiupkan
Hanya kata darimu yang bisa menjawab
Sampai tidak bisa berkata
Hanya serapah
Dalam kata tanpa emosi
Terhimpit beban tidak terlihat
Tersesat dalam kasat
Dan mengusir angin
Yang mengelikan
Saat tidak bisa bersama
Kalau rindu tidak bisa disampaikan
Kepada siapa angin ditiupkan
Hanya kata darimu yang bisa menjawab
Perayaan Rindu
Bagaimana sebuah perayaan tanpa air mata
Saat dua kata bertemu
Tanpa jeda
Seperti hujan
Yang ditunggu oleh musim kemarau
Atau hujan
Yang mengusir kemarau
Keduanya
Bertemu dalam waktu yang dekat dan sebentar
Lalu hilang tanpa kata lagi
Apakah perayaan ini sebuah kerinduan
Yang kamu tinggal
Pada 16 december 2019
Dan kita rayakan hari ini
Di tahun baru, 2020
Dalam sekejap
Lalu pergi dengan kerinduan yang sama
Seperti kemarin
Biarkan kemarau merindukan hujan
Biarkan saya rindu
Untuk kamu disana
Saat dua kata bertemu
Tanpa jeda
Seperti hujan
Yang ditunggu oleh musim kemarau
Atau hujan
Yang mengusir kemarau
Keduanya
Bertemu dalam waktu yang dekat dan sebentar
Lalu hilang tanpa kata lagi
Apakah perayaan ini sebuah kerinduan
Yang kamu tinggal
Pada 16 december 2019
Dan kita rayakan hari ini
Di tahun baru, 2020
Dalam sekejap
Lalu pergi dengan kerinduan yang sama
Seperti kemarin
Biarkan kemarau merindukan hujan
Biarkan saya rindu
Untuk kamu disana
Selasa, 17 Desember 2019
Rasa sepi
Rasa sepi ini
Membuatku
Mencarimu di jagat ingatan
Memori dulu
Aku buat bersamamu
Kuputar ulang untuk menusukku
Rasa sepi ini
Membuatku bangun untuk
Membuka pintu dan jendela
Agar engkau masuk ke ruang
Lewat semilir rindu
Yang semakin mencekam kuat
Ku usir kau dari sini
Bukannya pergi menghilang
Malah kau tersenyum kembali
Seakan mengejek
Bahwa rindu tidak bisa berobat
Membuatku
Mencarimu di jagat ingatan
Memori dulu
Aku buat bersamamu
Kuputar ulang untuk menusukku
Rasa sepi ini
Membuatku bangun untuk
Membuka pintu dan jendela
Agar engkau masuk ke ruang
Lewat semilir rindu
Yang semakin mencekam kuat
Ku usir kau dari sini
Bukannya pergi menghilang
Malah kau tersenyum kembali
Seakan mengejek
Bahwa rindu tidak bisa berobat
Sandiwara
Ini malam
Ini siang
Malam dan siang adalah kepastian
Angin
Mendung
Terlihat membingungkan
Seperti suara guntur
Yang menakutkan
Memberikan kabar tidak pasti
Seperti kamu
Yang pandai bersandiwara
Mengatakan apapun
Seakan semua menyenangkan
Menggembirakan
Menutup luka di hati
Dan menahan amarah
Ada hati yang tersembunyi
Tidak menampak kata
Atau rasa yang sengaja dihilangkan
Atas nama kasih
Ini siang
Malam dan siang adalah kepastian
Angin
Mendung
Terlihat membingungkan
Seperti suara guntur
Yang menakutkan
Memberikan kabar tidak pasti
Seperti kamu
Yang pandai bersandiwara
Mengatakan apapun
Seakan semua menyenangkan
Menggembirakan
Menutup luka di hati
Dan menahan amarah
Ada hati yang tersembunyi
Tidak menampak kata
Atau rasa yang sengaja dihilangkan
Atas nama kasih
Minggu, 15 Desember 2019
Pagi ini
Halo
Pagi ini
Aku mau kita bersama sejenak
Saling menatap
Dan memahami
Ada apa diantara kita
Saling berbagi
Untuk kebahagiaan
Pagi ini
Aku mau kita bersama sejenak
Saling menatap
Dan memahami
Ada apa diantara kita
Saling berbagi
Untuk kebahagiaan
Jumat, 13 Desember 2019
Tersesat
Aku tersesat
Diruang yang salah
Hanya aku dan kamu disini
Menyesali dengan kejadian yang ada
Seakan ini takdir
Diruang yang salah
Hanya aku dan kamu disini
Menyesali dengan kejadian yang ada
Seakan ini takdir
Pergilah
kamu akan pergi
Dan aku merelakan
Seperti matahari yang menghilang
Esok iya akan kembali
Dan menghilang lagi
Dan akan kembali
Pada malam ada kerinduan menelusup
Agar, kita bertemu dapat berbagi rasa
Dan meluapkan rasa
Dalam secangkir kopi
Yang lupa aku aduk
Dan aku merelakan
Seperti matahari yang menghilang
Esok iya akan kembali
Dan menghilang lagi
Dan akan kembali
Pada malam ada kerinduan menelusup
Agar, kita bertemu dapat berbagi rasa
Dan meluapkan rasa
Dalam secangkir kopi
Yang lupa aku aduk
Kamis, 12 Desember 2019
Racun
Aku tuangkan semua racun
Dalam mangkuk bening
Agar aku jadikan sarapan sebelum bekerja
Hari ini terlalu berat
Untuk tetap disini
Menungguimu dalam rasa yang mulai uzur
Baru kemarin
Rasanya seperti
Sudah berdulu kala
Aku disini memanggil lirih
Tanpa suara
Karena takut
Tetangga akan terbangun
Dan meracuniku
Dengan cara melupakanmu
Dalam mangkuk bening
Agar aku jadikan sarapan sebelum bekerja
Hari ini terlalu berat
Untuk tetap disini
Menungguimu dalam rasa yang mulai uzur
Baru kemarin
Rasanya seperti
Sudah berdulu kala
Aku disini memanggil lirih
Tanpa suara
Karena takut
Tetangga akan terbangun
Dan meracuniku
Dengan cara melupakanmu
Kesusahan
Rasa sesal saat saling mengenal
Dan menghilang
Atas dasar rasa yang ada
Menyulitkan
Bukannya kembali
Dengan tenang
Malah mengamuk
Dalam kesepian
Melampiaskan rasa yang menghilang
Sejak kemarin
Tertelan oleh jarak
Aku dan kamu
Dalam kesusahan yang tidak berkesudahan
Dan menghilang
Atas dasar rasa yang ada
Menyulitkan
Bukannya kembali
Dengan tenang
Malah mengamuk
Dalam kesepian
Melampiaskan rasa yang menghilang
Sejak kemarin
Tertelan oleh jarak
Aku dan kamu
Dalam kesusahan yang tidak berkesudahan
Saya perempuan
Perempuan
Saya perempuan
Saya kurang waras
Saat kau pergi menjauh
Seakan aku lemah
Tidak mampu berbuat apa apa
Terimakasih sudah menawan hati ini
Perempuan
Saya perempuan
Saya gila karena kamu
Membujuk aku menjatuhkan hati
Hingga kedasar
Dan aku gagal memungut kembali
Perempuan
Saya perempuan
Saya mau mati dihatimu
Karena hidup sendiri rasanya
Mau mati saja
Ah, terlalu kejam saat berurusan dengan hati
Biarkan saja
Dia terlunta
Toh, ada rumah jompo yang menampung
Perempuan
Saya perempuan
Saya sedih
Saya jatuh cinta dan terabaikan
Dan saya tidak bisa berbuat apa apa
Saya perempuan
Saya kurang waras
Saat kau pergi menjauh
Seakan aku lemah
Tidak mampu berbuat apa apa
Terimakasih sudah menawan hati ini
Perempuan
Saya perempuan
Saya gila karena kamu
Membujuk aku menjatuhkan hati
Hingga kedasar
Dan aku gagal memungut kembali
Perempuan
Saya perempuan
Saya mau mati dihatimu
Karena hidup sendiri rasanya
Mau mati saja
Ah, terlalu kejam saat berurusan dengan hati
Biarkan saja
Dia terlunta
Toh, ada rumah jompo yang menampung
Perempuan
Saya perempuan
Saya sedih
Saya jatuh cinta dan terabaikan
Dan saya tidak bisa berbuat apa apa
100 dari
Yang ke seratus
aku terdiam menatap rasa
seakan berkata
sudah jauh
istirahat sejenak
meminta diri merenung
beberapa kata yang berguna
mungkin akan lebih berguna
yang keseratus
kau pergi
terimakasih
meninggalkan jejak untukku
ada rasa
yang membuat aku
selesai disini
yang keseratus
ini untukmu
sebuah kata
yang terbingkis
dari sedikit rasa
yang aku tuang
dalam cangkir
dan menghanyut bersama sepi
ini yang keseratus
pintaku aneh
memintamu pergi
dan terus memintamu pergi
seakan aku kuat sendiri
padahal aku mau
bersamamu
lebih lama sedikit
akhir dari ini, adalah
aku belum memprediksi
aku terdiam menatap rasa
seakan berkata
sudah jauh
istirahat sejenak
meminta diri merenung
beberapa kata yang berguna
mungkin akan lebih berguna
yang keseratus
kau pergi
terimakasih
meninggalkan jejak untukku
ada rasa
yang membuat aku
selesai disini
yang keseratus
ini untukmu
sebuah kata
yang terbingkis
dari sedikit rasa
yang aku tuang
dalam cangkir
dan menghanyut bersama sepi
ini yang keseratus
pintaku aneh
memintamu pergi
dan terus memintamu pergi
seakan aku kuat sendiri
padahal aku mau
bersamamu
lebih lama sedikit
akhir dari ini, adalah
aku belum memprediksi
Rabu, 11 Desember 2019
Ku usir kau
Ku usir kau dari hidupku
Karena kutak mau
Kau susah sendiri
Aku bisa hidup
Tanpa rasa
Yang sulit
Yang ingin kukejar
Seperti pelangi tinggi
Disini aku kan sedih
Sementara waktu
Biarkan semua jadi obat
Saat rindu
Sudah tidak bisa diucapkan
Aku rindu
Pada diriku sendiri
Karena kutak mau
Kau susah sendiri
Aku bisa hidup
Tanpa rasa
Yang sulit
Yang ingin kukejar
Seperti pelangi tinggi
Disini aku kan sedih
Sementara waktu
Biarkan semua jadi obat
Saat rindu
Sudah tidak bisa diucapkan
Aku rindu
Pada diriku sendiri
Yang disini
Dia
Yang disini
Menemaniku
Dalam sepi
Dia
Yang diam
Disini
Menghilang
Sebelum fajar
Dia
Yang marah
Ada rindu
Yang menderu
Berkelabu
Mendung
Dia
Yang sedih
Biarlah sendiri dulu
Aku disini
Ingin bersama
Aku ingin
Tiada angin
Dibalik embun
Menetes
Jatuh
Yang disini
Menemaniku
Dalam sepi
Dia
Yang diam
Disini
Menghilang
Sebelum fajar
Dia
Yang marah
Ada rindu
Yang menderu
Berkelabu
Mendung
Dia
Yang sedih
Biarlah sendiri dulu
Aku disini
Ingin bersama
Aku ingin
Tiada angin
Dibalik embun
Menetes
Jatuh
Enggan
Bila rindu
Kemana aku buang rasa
Segera kumendat padamu
Karena hanya kamu yang aku mau
Disini
Aku hanya diam
Menatap punggung
Yang enggan berbalik
Kemana aku buang rasa
Segera kumendat padamu
Karena hanya kamu yang aku mau
Disini
Aku hanya diam
Menatap punggung
Yang enggan berbalik
Kenapa cinta
Kenapa cinta
Hanya diam saja
Padahal rindu membara
Mengapa cinta
Semakin membisu
Padahal ada cerita hendak dibagi
Apalah aku yang hanya mengharap
Mengapa diam
Membuatku marah dan benci
Padamu
Kemarilah sayang
Biar kuhisap derita ini
Biarkan hanya bahagia
Diantara kita
Hanya diam saja
Padahal rindu membara
Mengapa cinta
Semakin membisu
Padahal ada cerita hendak dibagi
Apalah aku yang hanya mengharap
Mengapa diam
Membuatku marah dan benci
Padamu
Kemarilah sayang
Biar kuhisap derita ini
Biarkan hanya bahagia
Diantara kita
Biar saja rindu
Biarkan kamu pergi menjauh
Toh ada rindu yang aku selipkan disana
Biarkan kamu menjual rumah
Karena hati ini
Adalah rumah kamu sebenarnya
Biarkan kamu marah
Karena aku tahu
Cara meramu hati
Aku tahu segala cara
Agar kamu kembali disini
Karena
Hati kita sama
Hanya saja
Kamu lebih cepat berdebar
Toh ada rindu yang aku selipkan disana
Biarkan kamu menjual rumah
Karena hati ini
Adalah rumah kamu sebenarnya
Biarkan kamu marah
Karena aku tahu
Cara meramu hati
Aku tahu segala cara
Agar kamu kembali disini
Karena
Hati kita sama
Hanya saja
Kamu lebih cepat berdebar
Larut malam
Larut malam
Aku sengaja
Menunggu kamu
Karena ada yang ingin saya katakan
I love you
Aku sengaja
Menunggu kamu
Karena ada yang ingin saya katakan
I love you
Hanya Sebentar
Disini saja
Diam
Sebentar saja
Tidak usah kemana mana
disini saja
Sebentar
Hanya sebentar
Diam
Sebentar saja
Tidak usah kemana mana
disini saja
Sebentar
Hanya sebentar
kopi pagi
Tadi malam aku menghidangkan kopi
yang aku buat sedari pagi
Kamu hanya diam. Memandang lurus kepada
Seakan bertanya
Ada apa hari ini?
Aku hanya diam, menunggu kamu meminumnya
Kita saling memandang lama
Tanpa berkata
Dan kamu memutuskan untuk bangkit
Tanpa meminum
Setegukpun
Tinggal aku dan kopi dingin
Aku memandang kopi dengan tanya
Apa yang salah?
Kuteguk habis
Yang salah
Kita tidak sama dalam frekuensi
yang aku buat sedari pagi
Kamu hanya diam. Memandang lurus kepada
Seakan bertanya
Ada apa hari ini?
Aku hanya diam, menunggu kamu meminumnya
Kita saling memandang lama
Tanpa berkata
Dan kamu memutuskan untuk bangkit
Tanpa meminum
Setegukpun
Tinggal aku dan kopi dingin
Aku memandang kopi dengan tanya
Apa yang salah?
Kuteguk habis
Yang salah
Kita tidak sama dalam frekuensi
Selasa, 10 Desember 2019
Sengaja aku buat manis
Sengaja aku buat manis
Agar indah dikenang
Tidak mudah terlupakan
Dan kembali lagi
Sengaja aku buat manis
Agar engkau tetap disini
Bahagia disini
Dan menghabiskan waktu bersama
Sengaja aku buat manis
Agar kamu tidak merasa pahit
Saat harus pergi
Dan membawa serta kenangan manis
Sengaja aku buat manis
Agar kamu ringan berjalan
Tenang dalam berfikir
Dan kembali ke jalan yang benar
Agar indah dikenang
Tidak mudah terlupakan
Dan kembali lagi
Sengaja aku buat manis
Agar engkau tetap disini
Bahagia disini
Dan menghabiskan waktu bersama
Sengaja aku buat manis
Agar kamu tidak merasa pahit
Saat harus pergi
Dan membawa serta kenangan manis
Sengaja aku buat manis
Agar kamu ringan berjalan
Tenang dalam berfikir
Dan kembali ke jalan yang benar
Senin, 09 Desember 2019
Enggan menatap
Kita duduk disini
Berdua saja
Namun tidak saling menatap
Memalingkan diri
Padahal
Kita bersama
Bagaimana kita bisa bersatu?
Manatap saja enggan
Berdua saja
Namun tidak saling menatap
Memalingkan diri
Padahal
Kita bersama
Bagaimana kita bisa bersatu?
Manatap saja enggan
Akhir dari ini
Saya menanti
Sendiri
Tidak banyak bicara
Hanya menunggu
Siang menuju malam atau sebaliknya
Tiada yang istimewah
Selain, akhir dari ini
Sendiri
Tidak banyak bicara
Hanya menunggu
Siang menuju malam atau sebaliknya
Tiada yang istimewah
Selain, akhir dari ini
Akhirnya
Pada akhirnya kita sama tahu
Tidak mampu bergerak menembus ruang yang ada
Karena kita berbeda dimensi
Hanya menunggu waktu
Siapa diantara kita menyerah
Tidak mampu bergerak menembus ruang yang ada
Karena kita berbeda dimensi
Hanya menunggu waktu
Siapa diantara kita menyerah
Jumat, 06 Desember 2019
Tidak se iya
Salahku
Membuat kamu jatuh cinta
Pada dia yang tidak hati sama
Dengan warna yang berbeda
Engkau minta bersatu
Bersama dalam kamar yang sama
Lalu menyatu dalam tanpa ikatan
Sulit, memang
Kenapa kamu tidak pergi saja
Menjauh
Hanya karena salah
Semua merunyam
Kamu mau ini itu
Aku mau itu ini
Tidak se ia
Dan tidak sepapa
Membuat kamu jatuh cinta
Pada dia yang tidak hati sama
Dengan warna yang berbeda
Engkau minta bersatu
Bersama dalam kamar yang sama
Lalu menyatu dalam tanpa ikatan
Sulit, memang
Kenapa kamu tidak pergi saja
Menjauh
Hanya karena salah
Semua merunyam
Kamu mau ini itu
Aku mau itu ini
Tidak se ia
Dan tidak sepapa
Hujan berhenti
Hujan berhenti
Bukan karena amarah
Atau kesal
Atau cemburu
Atau lelah
Hujan berhenti
Karena telah selesai
Telah habis
Telah tiada yang tersisa dari rasa
Telah turun semua
Lalu, kenapa kamu tidak berhenti
Jika lelah
Jika cemburu
Jika marah
Jika telah usai
Jika telah sampai disini
Bukan karena amarah
Atau kesal
Atau cemburu
Atau lelah
Hujan berhenti
Karena telah selesai
Telah habis
Telah tiada yang tersisa dari rasa
Telah turun semua
Lalu, kenapa kamu tidak berhenti
Jika lelah
Jika cemburu
Jika marah
Jika telah usai
Jika telah sampai disini
Rabu, 04 Desember 2019
Terluntang
Benar-benar
tidak habis pikir
? kenapa
saya masih disini
menatap apa yang tidak terlihat
menapaki jalan penuh belukar
membiarkan kaki teriiris duri
dan terluntang
tidak berdaya
memilih jalan lain
tidak habis pikir
? kenapa
saya masih disini
menatap apa yang tidak terlihat
menapaki jalan penuh belukar
membiarkan kaki teriiris duri
dan terluntang
tidak berdaya
memilih jalan lain
Senin, 02 Desember 2019
Merayakan perpisahan
Lusa, kamu tidak disini lagi
Pergi mengelilingi bumi
Meletakan aku sendiri disini
Dengan harapan
Menjumpai aku kembali
Di tempat yang sama
Dengan cerita yang berbeda
Dan menulis kisah yang berbeda
Besok, persiapan patah hati
Menyambut kemarau dihati
tiada kata pisah
Yang ada hati disana
Harus dijaga
Sekarang biarkan aku
Meneguk
Wajah itu, hingga habis
Biarkan telaga ini
Sepenuhnya berisi dirimu
Aku tidak mau kehilangan
Tapi aku takut hilang
Pergi mengelilingi bumi
Meletakan aku sendiri disini
Dengan harapan
Menjumpai aku kembali
Di tempat yang sama
Dengan cerita yang berbeda
Dan menulis kisah yang berbeda
Besok, persiapan patah hati
Menyambut kemarau dihati
tiada kata pisah
Yang ada hati disana
Harus dijaga
Sekarang biarkan aku
Meneguk
Wajah itu, hingga habis
Biarkan telaga ini
Sepenuhnya berisi dirimu
Aku tidak mau kehilangan
Tapi aku takut hilang
Janji nyata
Langit yang seluas itu
Bumi terhampar dipenuhi jalan
Lalu aku masih belum percaya
Dengan janji nyata yang diberikan
Apa yang membuat diri
Selemah ini
Diberi jalan
Minta jalan yang lain
Diberi Cara yang paling baik
Ikut cara yang lain
Bumi terhampar dipenuhi jalan
Lalu aku masih belum percaya
Dengan janji nyata yang diberikan
Apa yang membuat diri
Selemah ini
Diberi jalan
Minta jalan yang lain
Diberi Cara yang paling baik
Ikut cara yang lain
Kamis, 28 November 2019
Menunggu
Malam, aku menunggu pagi
Siang aku menunggu malam
Terjebak dalam menunggu
Siang aku menunggu malam
Terjebak dalam menunggu
Rabu, 27 November 2019
Pengen ini-itu
Pengen ini
Pengen itu
Pengen ini
Pengen itu
Semua dipengenin
Sampai lelah sendiri dan tidak pengen apa-apa
Pengen itu
Pengen ini
Pengen itu
Semua dipengenin
Sampai lelah sendiri dan tidak pengen apa-apa
Faces
Kalau sudah sampai pada titik ini
Saya pasrah saja, takut kekhawatiran yang berlebihan
Akan membunuhku dari dalam
Ya anggap saja aku sudah berjuang mati matian
Yang pada akhirnya hanya sampai disini
Disini saja tidak lebih
Tidak juga kurang
Aku takut
Aku bunuh rasa takut
Aku khawatir
Aku bunuh rasa khawatir
Aku berdoa
Aku terus berdoa, semoga baik baik saja
Kepada siapa lagi aku berserah
Saya pasrah saja, takut kekhawatiran yang berlebihan
Akan membunuhku dari dalam
Ya anggap saja aku sudah berjuang mati matian
Yang pada akhirnya hanya sampai disini
Disini saja tidak lebih
Tidak juga kurang
Aku takut
Aku bunuh rasa takut
Aku khawatir
Aku bunuh rasa khawatir
Aku berdoa
Aku terus berdoa, semoga baik baik saja
Kepada siapa lagi aku berserah
Belajar
Mintalah Ilmu yang bermanfaat kepada pemilik ilmu
Jangan sombong
Teruslah berusaha
Karena ilmu tidak terbatas,
Harus tekun, terus mengerakan semua kemampuan untuk bekerja
Memperbaiki keadaan
Jangan malas untuk membuat perubahan
Teruslah, karena waktu akan ditanyakan kemana dia dihabiskan
Jangan sombong
Teruslah berusaha
Karena ilmu tidak terbatas,
Harus tekun, terus mengerakan semua kemampuan untuk bekerja
Memperbaiki keadaan
Jangan malas untuk membuat perubahan
Teruslah, karena waktu akan ditanyakan kemana dia dihabiskan
Menjaring rasa sepi
Malam, dingin aku menjaring diriku
Menangkap bayangan halus masa depan
Kusimpan di bawah kasur
Kujaga agar tidak ada yang mencuri
Dan menjadikan teman tidur
Bayangmu juga lewat tapi kubiarkan pergi
Tetap saja disini menganggu
Katanya mau menemani
Rasa sepiku yang mengigit
Agar aku semakin sepi
Menangkap bayangan halus masa depan
Kusimpan di bawah kasur
Kujaga agar tidak ada yang mencuri
Dan menjadikan teman tidur
Bayangmu juga lewat tapi kubiarkan pergi
Tetap saja disini menganggu
Katanya mau menemani
Rasa sepiku yang mengigit
Agar aku semakin sepi
Perkara lain
Bagaimana pun aku mau
Sayangnya aku tidak mengenal diriku
Bisa jadi ada hal
Sulit yang akan menyulitkan
Disaat hajat terkabulkan
Mintalah, Insya Allah akan diberi
Yang bagus agar,
Mintalah yang terbaik agar kamu tidak menyesal mengenai perkara yang menyulitkan
Sayangnya aku tidak mengenal diriku
Bisa jadi ada hal
Sulit yang akan menyulitkan
Disaat hajat terkabulkan
Mintalah, Insya Allah akan diberi
Yang bagus agar,
Mintalah yang terbaik agar kamu tidak menyesal mengenai perkara yang menyulitkan
Yang kumau
Tiada prefensi untukku mengenai waktu dan tempat
Bagiku bumi bersama 24 jam berlaku adalah ketentuan
Tiada kesulitan untuk bersyukur dari rasa sakit yang menggila
Kecuali Allah bersama kita
Dia yang kumau
Yang telah menjaga ketaatan diri pada sang pencipta dengan
Sebaik-baiknya, lembut peranginya dan mampu menjadikan aku sebagai istri yang baik
Memberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari kehidupan
Dan terus berlaku adil
Aku yang mau dia, hanya Allah sebagai sandaran
Saat musim paceklik, dimana semua hilang tertelan
Hingga rasa kehilangan tersisa
Dihirup setiap hari hingga menjadi makanan yang membuat kita kenyang
Setidaknya saya mempersiapkan diri
Mengenai kelak apa yang akan mencekik
Itu saja, akan ditambahkan sesuai kebutuhan
Bagiku bumi bersama 24 jam berlaku adalah ketentuan
Tiada kesulitan untuk bersyukur dari rasa sakit yang menggila
Kecuali Allah bersama kita
Dia yang kumau
Yang telah menjaga ketaatan diri pada sang pencipta dengan
Sebaik-baiknya, lembut peranginya dan mampu menjadikan aku sebagai istri yang baik
Memberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari kehidupan
Dan terus berlaku adil
Aku yang mau dia, hanya Allah sebagai sandaran
Saat musim paceklik, dimana semua hilang tertelan
Hingga rasa kehilangan tersisa
Dihirup setiap hari hingga menjadi makanan yang membuat kita kenyang
Setidaknya saya mempersiapkan diri
Mengenai kelak apa yang akan mencekik
Itu saja, akan ditambahkan sesuai kebutuhan
Peduli
Tiada yang peduli denganmu
Jika kamu tidak bertanya?
Ah, sudahlah
Anak anak kecil hanya ingat ibunya ketika lapar dan takut
Jika kamu tidak bertanya?
Ah, sudahlah
Anak anak kecil hanya ingat ibunya ketika lapar dan takut
Perayaan Ulangan
Seharusnya 2 hari yang lalu, tepatnya tanggal 26
Aku merayakan, sebut saja ulang tahun
Bukan tiup lilin, aku blow my mind
Memetakan ulang, kehidupan kecil yang aku jalani
Mengaris-garis sisa kehidupan sebulan yang lalu
Seperti nyeri, asal nyeri, kemana nyeri dan obat nyeri.
Semua terdeskripsi dalam satu bentuk ketahanan tubuh menghadapi krisis
Kemungkinan terjadi terulang, tidak menyusahkan kembali
Seperti dulu
Mengatur ulang jadwal, mengisi ulang jadwal dan memperhatikan jadwal
Kemana harus perginya waktu dalam sehari
Oh ya keuangan, bukannya dipersempit
Seharusnya membuka peluang agar uang datang, ngak sulit jika ada
Jalan jalan sudah dibangun dan diaspal
Hanya kamu yang bisa memutuskan kemana arahnya
Kerja sebagai passion kamu, bukan passion orang
Berhenti meminta ini itu, kerjakan semua sendiri dengan kolaborasi unggul
Belajar sebagai kebutuhan agar memerdekan diri dari kemiskinan absolut
Tidak kemana mana bukannya mati, teruslah berjalan membuat kesepakatan baru yang bisa kamu lakukan
Buatlah dirimu menjadi dirimu
Bukan seorang yang lain?
Ini ulang tahunku, aku yang membuat perayaan
Aku merayakan sendiri dengan kebijaksanaan seperti angin yang datang membawa kabar
Aku merayakan, sebut saja ulang tahun
Bukan tiup lilin, aku blow my mind
Memetakan ulang, kehidupan kecil yang aku jalani
Mengaris-garis sisa kehidupan sebulan yang lalu
Seperti nyeri, asal nyeri, kemana nyeri dan obat nyeri.
Semua terdeskripsi dalam satu bentuk ketahanan tubuh menghadapi krisis
Kemungkinan terjadi terulang, tidak menyusahkan kembali
Seperti dulu
Mengatur ulang jadwal, mengisi ulang jadwal dan memperhatikan jadwal
Kemana harus perginya waktu dalam sehari
Oh ya keuangan, bukannya dipersempit
Seharusnya membuka peluang agar uang datang, ngak sulit jika ada
Jalan jalan sudah dibangun dan diaspal
Hanya kamu yang bisa memutuskan kemana arahnya
Kerja sebagai passion kamu, bukan passion orang
Berhenti meminta ini itu, kerjakan semua sendiri dengan kolaborasi unggul
Belajar sebagai kebutuhan agar memerdekan diri dari kemiskinan absolut
Tidak kemana mana bukannya mati, teruslah berjalan membuat kesepakatan baru yang bisa kamu lakukan
Buatlah dirimu menjadi dirimu
Bukan seorang yang lain?
Ini ulang tahunku, aku yang membuat perayaan
Aku merayakan sendiri dengan kebijaksanaan seperti angin yang datang membawa kabar
Melupakan mau yang ada
Ada rasa yang bikin sakit
Menangis dan pilu
Mengkhawatirkan dan terus mencari perhatian
Memohon belas kasih dan mengacau hari
Membuat mood naik turun
Seperti roller caoster
Entahlah, maunya gimana?
Tiada jawab saat ditanya
Tiada angguk tiada geleng
Diam, diam tok
Kalau begini, sebaiknya kamu
Berpura-pura tiada terjadi apa apa
Dan melupakan semua mau yang ada
Menangis dan pilu
Mengkhawatirkan dan terus mencari perhatian
Memohon belas kasih dan mengacau hari
Membuat mood naik turun
Seperti roller caoster
Entahlah, maunya gimana?
Tiada jawab saat ditanya
Tiada angguk tiada geleng
Diam, diam tok
Kalau begini, sebaiknya kamu
Berpura-pura tiada terjadi apa apa
Dan melupakan semua mau yang ada
Shadow
Lalalalalla
How could be
I am lonely, making love to you
And try to cry on your shoulder
Without you
I take this way
In deep breath
Aren't a live?
To give me to you
Lalalala
I make dance
Without wind
To pursue me in beach
Let me in
Just allow
I make your self alive
Beside me
In different shadow
How could be
I am lonely, making love to you
And try to cry on your shoulder
Without you
I take this way
In deep breath
Aren't a live?
To give me to you
Lalalala
I make dance
Without wind
To pursue me in beach
Let me in
Just allow
I make your self alive
Beside me
In different shadow
Sayap
Diusia ini
Sayapku tumbuh, tanpa aku sadsri
Bukannya terbang ke angkasa
Aku mengikuti sekelompok
Bebek yang akan mandi di sungai
Membasahi sayap
Begitu seterusnya
Hingga lupa, kalau sayapku
Harus dilatih untuk bisa terbang tinggi
Sayapku tumbuh, tanpa aku sadsri
Bukannya terbang ke angkasa
Aku mengikuti sekelompok
Bebek yang akan mandi di sungai
Membasahi sayap
Begitu seterusnya
Hingga lupa, kalau sayapku
Harus dilatih untuk bisa terbang tinggi
Bersabar
Kamu dimana
Semua musim berlalu
Dan kamu belum kutemukan
Kemana aku harus mencari
Jika kamu hanya ada di hati ini
Tidak berwujud
Haruskah aku lebih bersabar
Menahan diri menyebut nama secara random
Datanglah, hiasi rindu yang tidak bernyawa ini
Biarkan aku, aku menyebut namamu setiap pagi
Dan menemani dalam bersama
Semua musim berlalu
Dan kamu belum kutemukan
Kemana aku harus mencari
Jika kamu hanya ada di hati ini
Tidak berwujud
Haruskah aku lebih bersabar
Menahan diri menyebut nama secara random
Datanglah, hiasi rindu yang tidak bernyawa ini
Biarkan aku, aku menyebut namamu setiap pagi
Dan menemani dalam bersama
Selasa, 26 November 2019
Yang terlalu
Semua sama di awal
Penuh curiga
Dan antisipasi
Sejalan waktu
Yang terlalu bikin rindu
Yang terlalu bikin sayang
Yang terlalu bikin marah
Dan yang diam bikin tersiksa
Penuh curiga
Dan antisipasi
Sejalan waktu
Yang terlalu bikin rindu
Yang terlalu bikin sayang
Yang terlalu bikin marah
Dan yang diam bikin tersiksa
Disiksa Rindu
Kemarin kamu bilang apa
"Rindu"
Lalu engkau pergi tanpa pamit
"Marah"
Engkau mengecupku, dan tidak ingin
Ditinggal pergi
"Benci"
Kau eratkan pegangan tangan
Seakan hidup singkat untuk berjauhan
Lalu aku gimana sekarang
Marah, benci ke kamu
Seharusnya
Namun, kepergiaanmu
Membawaku ke kerinduan
Yang berujung pada ketersiksaan
"Rindu"
Lalu engkau pergi tanpa pamit
"Marah"
Engkau mengecupku, dan tidak ingin
Ditinggal pergi
"Benci"
Kau eratkan pegangan tangan
Seakan hidup singkat untuk berjauhan
Lalu aku gimana sekarang
Marah, benci ke kamu
Seharusnya
Namun, kepergiaanmu
Membawaku ke kerinduan
Yang berujung pada ketersiksaan
Hujan, tetap disini
Hujan
Kenapa berhenti
Kerinduan ini belum tuntas
Masih seperti kemarin
Gersang, belum semi
Tetaplah disini
Beberapa saat
Membuatku bangkit dari kematian
Membuatku hijau dan indah
Tetaplah disini
Menghalau kemarau yang menyiksa
Menghalau debu yang singgah dimata
Menghalau rindu yang tidak bertemu
Kenapa berhenti
Kerinduan ini belum tuntas
Masih seperti kemarin
Gersang, belum semi
Tetaplah disini
Beberapa saat
Membuatku bangkit dari kematian
Membuatku hijau dan indah
Tetaplah disini
Menghalau kemarau yang menyiksa
Menghalau debu yang singgah dimata
Menghalau rindu yang tidak bertemu
Hujan
Kerinduaan bumi pada langit
Seperti seorang gadis jatuh cinta
Merayu terus meminta untuk datang
Menyirami dimusim kering
Rindu terus mengema
Menggedor pintu langit
Agar mereka turun,
Karena haus sulit ditahan
Disebut dalam kelelahan
Ketidakberdayaan
Dan meminta belas kasih untuk tercurah
Seperti seorang gadis jatuh cinta
Merayu terus meminta untuk datang
Menyirami dimusim kering
Rindu terus mengema
Menggedor pintu langit
Agar mereka turun,
Karena haus sulit ditahan
Disebut dalam kelelahan
Ketidakberdayaan
Dan meminta belas kasih untuk tercurah
Kamis, 21 November 2019
Pergi ke Surabaya
Dimana aku bisa mendapatkan diriku
Dqlam gairah menulis yang tidak henti
Terus berlari mengajar layangan
Seakan tidak ingin ditinggalkan
Diriku ini
Sedang diterminal
Ingin kesurabaya
Namun masih di terminal Daya, Makassar
Benar jija memang salah
Kemana aku harus pergi
Jika jalan yang saya pilih salah
Jalan yang kuambil salah
Berlari
Berganti arah
Memutar waktu atau berjalan saja
Asal sampai di Surabaya
Lewat mana saja asal sampai di Surabaya
Ngak usah neko, jalan dulu ke mana tadi?
Surabaya
Dqlam gairah menulis yang tidak henti
Terus berlari mengajar layangan
Seakan tidak ingin ditinggalkan
Diriku ini
Sedang diterminal
Ingin kesurabaya
Namun masih di terminal Daya, Makassar
Benar jija memang salah
Kemana aku harus pergi
Jika jalan yang saya pilih salah
Jalan yang kuambil salah
Berlari
Berganti arah
Memutar waktu atau berjalan saja
Asal sampai di Surabaya
Lewat mana saja asal sampai di Surabaya
Ngak usah neko, jalan dulu ke mana tadi?
Surabaya
Selasa, 19 November 2019
Kata ganti
Satunya kehidupan yang aku analisis
Adalah kamu
Yang membuatku berpikir
Bahwa aku butuh berjuang
Agar bisa berdiri tegak
Menghadang badai
Kamu yang
Yang membuat aku berhenti untuk tidak berpikir
Agar hidup ini adalah hidup
Mengerjakan hal yang sulit
Sebagai bentuk kehidupan
Lama rasanya aku berdiri
Namun tidak lelah
Karena aku sadar
Aku harus belajar berdiri lebih lama lagi
Dan menikmati salah satu
Cara semua terasa indah
Bersamamu
Itu membuat aku
Tidak berpaling dari kata ganti sebelumnya
Adalah kamu
Yang membuatku berpikir
Bahwa aku butuh berjuang
Agar bisa berdiri tegak
Menghadang badai
Kamu yang
Yang membuat aku berhenti untuk tidak berpikir
Agar hidup ini adalah hidup
Mengerjakan hal yang sulit
Sebagai bentuk kehidupan
Lama rasanya aku berdiri
Namun tidak lelah
Karena aku sadar
Aku harus belajar berdiri lebih lama lagi
Dan menikmati salah satu
Cara semua terasa indah
Bersamamu
Itu membuat aku
Tidak berpaling dari kata ganti sebelumnya
Minggu, 17 November 2019
In side
Go inside me
Find me in everything
Tell me
There are a wide earth in
And tell me
You are souspious
Find me in everything
Tell me
There are a wide earth in
And tell me
You are souspious
Sabtu, 16 November 2019
Mencari Seharian
Seharian ini kamu dimana
Aku sendirian menatap pohon
Menatap langit
Dan menapaki jalan kering
Sepertinya hujan lupa dengan jadwalnya
Atau jadwalnya diundur
Atau dia berpindah tugas
Berlalanglah mereka
Menghalau hidup yang menyulitkan
Mengais diantara kemauan
Dan jalam yang makin panas
Aku disini
Menghalau nasib dalam pencarian
Yang kamu sendiri mencari yang lain
Yang tidak diketahui
Jumat, 15 November 2019
Cemara
Aku sudah cabut itu cemara
Kupindahkan dihati yang berbeda
Kubiarkan dia tumbuh
Meninggi
Hingga menyentuh langit yang biru
Diujung situ
Mata ini, mengintaimu
Mencarimu setiap detik
Dan bertanya "apa kabar? "
Kamu tidak akan lari kemanapun
Lemparanku akan mengenaimu
Agar kamu sakit dan kembali lagi
Kebawah pohon cemara kita
Dulu
Kupindahkan dihati yang berbeda
Kubiarkan dia tumbuh
Meninggi
Hingga menyentuh langit yang biru
Diujung situ
Mata ini, mengintaimu
Mencarimu setiap detik
Dan bertanya "apa kabar? "
Kamu tidak akan lari kemanapun
Lemparanku akan mengenaimu
Agar kamu sakit dan kembali lagi
Kebawah pohon cemara kita
Dulu
Kamis, 14 November 2019
Aku dan Puisi
Aku pengen menulis puisi yang puaannjang
Yang bisa menembus perasaan
Orang yang sedang bersusah hati
Atau yang sedang bekerja keras
Puisi itu ingin aku hadiahkan kepada mereka
Yang sedang bersama atau sendirian
Atau yang sedang menunggu waktu
Puisi itu harus berjudul mengenai kita
Kita yang sedang berjuang untuk melewati jalan lain dari kehidupan
Atau sedang berlelah hati dengan masa ini
Puisi itu
Adalah suara yang tersampaikan pada angin
Menerobos merasuki manusia
Menjadi lebih bijak dalam memilih hidup
Aku kah puisi itu
Yang terlupakan untuk ditulis
Diantara waktu yang lalu
Dan menghilangkan pesona
Akukah itu, saat puisi tidak terucapkan
Dalam bisu di hari menjelang malam yang sepi
Aku bukan puisi itu jika bukan kamu yang menulisnya
Yang bisa menembus perasaan
Orang yang sedang bersusah hati
Atau yang sedang bekerja keras
Puisi itu ingin aku hadiahkan kepada mereka
Yang sedang bersama atau sendirian
Atau yang sedang menunggu waktu
Puisi itu harus berjudul mengenai kita
Kita yang sedang berjuang untuk melewati jalan lain dari kehidupan
Atau sedang berlelah hati dengan masa ini
Puisi itu
Adalah suara yang tersampaikan pada angin
Menerobos merasuki manusia
Menjadi lebih bijak dalam memilih hidup
Aku kah puisi itu
Yang terlupakan untuk ditulis
Diantara waktu yang lalu
Dan menghilangkan pesona
Akukah itu, saat puisi tidak terucapkan
Dalam bisu di hari menjelang malam yang sepi
Aku bukan puisi itu jika bukan kamu yang menulisnya
Hati yang kurang hati-hati
Semua milik-Mu
Dia yang disana berhati mulia
Dan saya disini yang ingin berhati mulia
Kedua hati itu dalam penjagaan
Mengapa, engkau pertemukan?
Apakah hanya untuk saling menguji
Ketaatan pada-Mu
Khilafkah mereka
Jika "iya"
Bagaimana bisa bersama dalam peraduan
dan samudra Cinta kasih-Mu
Mereka yang berhati-hati
Namun, tidak kuasa menolak hati
Yang datang dengan hati hati
Seperti cerita lama, yang dikisahkan
Dan tidak bisa dielak
Untuk tetap diikuti
Karena hati itu adalah hasil dari perhatian
Dia yang disana berhati mulia
Dan saya disini yang ingin berhati mulia
Kedua hati itu dalam penjagaan
Mengapa, engkau pertemukan?
Apakah hanya untuk saling menguji
Ketaatan pada-Mu
Khilafkah mereka
Jika "iya"
Bagaimana bisa bersama dalam peraduan
dan samudra Cinta kasih-Mu
Mereka yang berhati-hati
Namun, tidak kuasa menolak hati
Yang datang dengan hati hati
Seperti cerita lama, yang dikisahkan
Dan tidak bisa dielak
Untuk tetap diikuti
Karena hati itu adalah hasil dari perhatian
Arti Pernikahan
Pernikahan itu
Untuk mensucikan
Anak manusia
Mengembalikan pada fitrah
Sebagai manusia
Jadi ikuti
Aturan dalam pernikahan
Tidak usah berlarian kesana-kemari
Coba-coba hal baru, katanya
Hanya mau menggali kubur sendiri
Dan mati dengan cara sendiri
Itu tidak bagus
Untuk kesehatan jiwa manusia
Untuk mensucikan
Anak manusia
Mengembalikan pada fitrah
Sebagai manusia
Jadi ikuti
Aturan dalam pernikahan
Tidak usah berlarian kesana-kemari
Coba-coba hal baru, katanya
Hanya mau menggali kubur sendiri
Dan mati dengan cara sendiri
Itu tidak bagus
Untuk kesehatan jiwa manusia
Rumah
Rumahku adalah kamu
Mengapa engkau menutupnya
Tidak membiarkan saya masuk
Haruskah aku menunggu di depan pintu
Berharap engkau keluar dan saya bisa masuk
Atau engkau mengharapkan saya mencari rumah lain
Seperti yang sudah sudah
Itu sulit, bahkan menyulitkan saya
Karena aku tidak mampu
Untuk menjual rumah
Yang aku sayang
Aku akan bersabar
Sampai di akhirnya
Aku berhenti
Dan membuat rumah baru
Mungkin kamu bahagia
Atau kamu akan menderita setelahnya
Aku tidak tahu
Hanya saja, setiap yang sakit akan sembuh
Mengapa engkau menutupnya
Tidak membiarkan saya masuk
Haruskah aku menunggu di depan pintu
Berharap engkau keluar dan saya bisa masuk
Atau engkau mengharapkan saya mencari rumah lain
Seperti yang sudah sudah
Itu sulit, bahkan menyulitkan saya
Karena aku tidak mampu
Untuk menjual rumah
Yang aku sayang
Aku akan bersabar
Sampai di akhirnya
Aku berhenti
Dan membuat rumah baru
Mungkin kamu bahagia
Atau kamu akan menderita setelahnya
Aku tidak tahu
Hanya saja, setiap yang sakit akan sembuh
Jawaban yang benar
Coba kamu bertanya, kepadanya
Kenapa?
Seribu jawaban tidak akan diterima
Karena itu bukan mau kamu
Jawaban yang benar
Sesuai dengan harapan penanya
Bukan fakta atau opini
Hati ini tersembunyi
Tapi kebahagiaanya nampak
Seperti bunga
Kenapa?
Seribu jawaban tidak akan diterima
Karena itu bukan mau kamu
Jawaban yang benar
Sesuai dengan harapan penanya
Bukan fakta atau opini
Hati ini tersembunyi
Tapi kebahagiaanya nampak
Seperti bunga
Lagi pengen menangis
Semua berjalan
Termasuk
Aku yang lagi menangis
Ngak kenapa-kenapa
Pengen menangis saja
Rasanya menangis lebih indah
Daripada tertawaku
Menangis membersihkan hati
Yang gulana
Karena ngak di tau apa maunya
Bukan tidak ditau
Hanya saja, mau menyulitkan saja
Termasuk
Aku yang lagi menangis
Ngak kenapa-kenapa
Pengen menangis saja
Rasanya menangis lebih indah
Daripada tertawaku
Menangis membersihkan hati
Yang gulana
Karena ngak di tau apa maunya
Bukan tidak ditau
Hanya saja, mau menyulitkan saja
Lagi apa?
Eh, kamu lagi apa?
Lagi rindu sama bulan
Yang menghilang
Ditelan waktu
Eh, kamu lagi apa?
Badai yang kejam
Membuatku berterimakasih
Telah menguatkan aku berpijak
Eh, kamu lagi apa?
Tidak lagi apa-apa
Tidak ada yang bisa diapa-apakan
Jadi hanya berdiam saja
Eh, kamu lagi apa?
Hati ini terpaut
Sayang, dianya hanya monster
Aku bingung bagaimana ini berlaku?
Eh, kamu lagi apa?
Kerja
Jangan banyak bertanya kalau
Tidak penting,
Urusi hidup kamu
Eh, aku lagi apa?
Sibuk, mempersiapkan masa depan
Yang ada ditangan-Mu
Lagi rindu sama bulan
Yang menghilang
Ditelan waktu
Eh, kamu lagi apa?
Badai yang kejam
Membuatku berterimakasih
Telah menguatkan aku berpijak
Eh, kamu lagi apa?
Tidak lagi apa-apa
Tidak ada yang bisa diapa-apakan
Jadi hanya berdiam saja
Eh, kamu lagi apa?
Hati ini terpaut
Sayang, dianya hanya monster
Aku bingung bagaimana ini berlaku?
Eh, kamu lagi apa?
Kerja
Jangan banyak bertanya kalau
Tidak penting,
Urusi hidup kamu
Eh, aku lagi apa?
Sibuk, mempersiapkan masa depan
Yang ada ditangan-Mu
Selasa, 12 November 2019
Jika Rindu
Jika rindu katakan rindu
Jangan hanya diam
Menatap langit langit kamar
Biarkan kita bicara
Lewat bahasa sederhana
Seperti yang diajarkan
Mereka kepada kita
Jangan hanya diam
Menatap langit langit kamar
Biarkan kita bicara
Lewat bahasa sederhana
Seperti yang diajarkan
Mereka kepada kita
Tidak tahu
Ngak tau, ya apa ini?
Semua bergerimis
Seperti hujan
Yang terkumpul
Aku menulis, karena hati lelah berkata
Tanpa ada telinga
Yang mau mendengar
Dan orang yang mengikuti
Semua menghujani
Rasa rasa yang ada
Kadang keras, lembut atau datar saja
Bahkan bercampur
Seperti memamah
Berharap semua hancur
Dan terambil semua
Semua bergerimis
Seperti hujan
Yang terkumpul
Aku menulis, karena hati lelah berkata
Tanpa ada telinga
Yang mau mendengar
Dan orang yang mengikuti
Semua menghujani
Rasa rasa yang ada
Kadang keras, lembut atau datar saja
Bahkan bercampur
Seperti memamah
Berharap semua hancur
Dan terambil semua
Jarak
Rasanya
Seperti lagi bertemu dengan jarak
Yang makin menjauh
Karena lelah dengan apa
Diantara kita
Seperti hujan
Yang menembus jarak
Dan sampai
Ke tanah
Lantas aku
Tidak bisa menemuimu
Walau tanpa jarak diantara kita
Karena jarak itu
Antara hati yang saling menjauh
Senin, 11 November 2019
Rindu tidak berucap
Kalau rindu tidak boleh dikatakan
Kepada siapa mawar meminta air
Dalam diamnya
Iya meratap ke bumi
Berembunkan untuk hidup
Lantas saya
Berdiam diri
Menahan sesak
Biarkan saja,
Itu kejam, saat rindu
Disesap kembali dalam relung
Menyiksa kata hati
Yang tidak tersampaikan
Biarkan
Dalam diam dia berbahasa
Halus, memuluskan kata hati
Kepada siapa mawar meminta air
Dalam diamnya
Iya meratap ke bumi
Berembunkan untuk hidup
Lantas saya
Berdiam diri
Menahan sesak
Biarkan saja,
Itu kejam, saat rindu
Disesap kembali dalam relung
Menyiksa kata hati
Yang tidak tersampaikan
Biarkan
Dalam diam dia berbahasa
Halus, memuluskan kata hati
Ikhlas
Keikhlasan adalah
Aliran yang engkau alirkan
Pada hati yang jenuh dan tidak dapat berpijak
Aliran yang engkau alirkan
Pada hati yang jenuh dan tidak dapat berpijak
Seperti ini saja
Ya sudahlah seperti ini
Saya bercahaya seperti bulan
Dan engkau bersinar seperti matahari
Kita bertemu di akhir pekan
Kita bertemu untuk saling
Menatap
Mengukur
Menimbang
Dan pergi
Begitulah hidup
Hanya kadang sebagai persinggahan
Sesaat, lalu pergi tanpa pamit
Atau
Dibiarkan saja biar usang
Saya bercahaya seperti bulan
Dan engkau bersinar seperti matahari
Kita bertemu di akhir pekan
Kita bertemu untuk saling
Menatap
Mengukur
Menimbang
Dan pergi
Begitulah hidup
Hanya kadang sebagai persinggahan
Sesaat, lalu pergi tanpa pamit
Atau
Dibiarkan saja biar usang
Minggu, 10 November 2019
Musim berlalu
Musim mangga, musim dingin berlalu
Musim hujan, musim kemarau berlalu
Mengapa musim yang berlalu
meninggalkan rasa yang sama
Sama sama masam, dan terasa tidak enak
Musim hujan, musim kemarau berlalu
Mengapa musim yang berlalu
meninggalkan rasa yang sama
Sama sama masam, dan terasa tidak enak
Sabtu, 09 November 2019
Menyerah lagi
Kembali ke bentuk awal, dan
begitu begitu terus
Sampai lelah dan menyerah
Sampai sadar semua sia-sia
begitu begitu terus
Sampai lelah dan menyerah
Sampai sadar semua sia-sia
Takut, takut lagi
Sekarang saya takut dengan apa
Yang telah saya lakukan
Membuat semua jelas
Namun beresiko
Berisiko
Dengan semua yang telah berlalu
Mungkin saya lebih baik pura-pura
Tidak tahu dengan apa yang terjadi
Yang telah saya lakukan
Membuat semua jelas
Namun beresiko
Berisiko
Dengan semua yang telah berlalu
Mungkin saya lebih baik pura-pura
Tidak tahu dengan apa yang terjadi
Seakan tiada Tuhan
Saya mengemis
Seakan tiada tuhan
Saya menangis
Seakan tiada tuhan
Saya mengutuk hidupku
Seakan tidak tuhan
Yang saya lakukan tanpa rasa malu
Seakan tiada tuhan
Seakan tiada tuhan
Saya menangis
Seakan tiada tuhan
Saya mengutuk hidupku
Seakan tidak tuhan
Yang saya lakukan tanpa rasa malu
Seakan tiada tuhan
Biarkan saja semua berlalu
Panas
Biarkan saja
Dingin
Biarkan saja
Aku disini
Biarkan saja
Biarkan saja semua berlalu
Biarkan saja
Dingin
Biarkan saja
Aku disini
Biarkan saja
Biarkan saja semua berlalu
Siang yang bekerja
Berlalulah malam
Biarkan siang memeluk dengan kehangatanya
Biarkan siang mengajariku berjalan
Bekerja, dan menepi
Biarkan siang membangunkan
Membuatkan rumah untuk malam
Dan bekerja hingga lelah
Biarkan siang mengajarkan aku bicara
Pada apa saja
Yang membuatku setegar gunung
Selembut angin
Dan sebaik pohon
Biarkan lah siang berfungsi semestinya
Untukku, untuk semua
Biarkan siang memeluk dengan kehangatanya
Biarkan siang mengajariku berjalan
Bekerja, dan menepi
Biarkan siang membangunkan
Membuatkan rumah untuk malam
Dan bekerja hingga lelah
Biarkan siang mengajarkan aku bicara
Pada apa saja
Yang membuatku setegar gunung
Selembut angin
Dan sebaik pohon
Biarkan lah siang berfungsi semestinya
Untukku, untuk semua
Jalan Hidup
Semua orang berjuang untuk dapat
Berjalan dengan kakinya sendiri
Makan dari kedua tanganya sendiri
Dan terus berlari untuk sebuah harapan
Aku disini mengeja kata kata
Yang bisa membuat aku
Berjalan
Dengan kedua kaki ini
Makan
Dengan tangan ini
Lalu berlari
Tidak mau sendiri
Aku mengeja setiap jalan hendak aku tapaki
Dan berdoa setiap langkahku
Hingga aku dapatkan diri
Diatas titian Mu
Berjalan dengan kakinya sendiri
Makan dari kedua tanganya sendiri
Dan terus berlari untuk sebuah harapan
Aku disini mengeja kata kata
Yang bisa membuat aku
Berjalan
Dengan kedua kaki ini
Makan
Dengan tangan ini
Lalu berlari
Tidak mau sendiri
Aku mengeja setiap jalan hendak aku tapaki
Dan berdoa setiap langkahku
Hingga aku dapatkan diri
Diatas titian Mu
Bersama mimpi
Kadang aku mikir, mimpi ini terlalu gila
Banyak hal yang tabu untuk dilakukan
Namun, saat kubaca kitab
Tiada salah diantara mimpi itu
Hanya mungkin sedikit pendekatan
Kalau sudah begitu
Hal apa yang membuat kita
Berhenti. Menatap kanan kiri
Dan bertanya, apakah saya sendiri?
Oh, tidak. Anda bersama mimpi anda untuk maju
Bukan bersama si Anu
Banyak hal yang tabu untuk dilakukan
Namun, saat kubaca kitab
Tiada salah diantara mimpi itu
Hanya mungkin sedikit pendekatan
Kalau sudah begitu
Hal apa yang membuat kita
Berhenti. Menatap kanan kiri
Dan bertanya, apakah saya sendiri?
Oh, tidak. Anda bersama mimpi anda untuk maju
Bukan bersama si Anu
Semua Benar
Aku kaget
Semua begitu nyata
Seakan hidup tidak tersia-siakan
Seakan setiap doa akan terkabulkan
Seakan jalan ini menuju ke destinasi kita
Seakan hidup ini dimudahkan
Seakan kita memang diberikan karunia seluas langit dan bumi
Seakan kita hidup sesuai ketentuan
Seakan kita hidup sudah ada jaminan sesuau dengan kemampuan
Seakan semua akan baik baik saja
Seakan aku tidak sendiri
Semua sudah ada yang mengatur
dan Allah adalah itu semua
Semua begitu nyata
Seakan hidup tidak tersia-siakan
Seakan setiap doa akan terkabulkan
Seakan jalan ini menuju ke destinasi kita
Seakan hidup ini dimudahkan
Seakan kita memang diberikan karunia seluas langit dan bumi
Seakan kita hidup sesuai ketentuan
Seakan kita hidup sudah ada jaminan sesuau dengan kemampuan
Seakan semua akan baik baik saja
Seakan aku tidak sendiri
Semua sudah ada yang mengatur
dan Allah adalah itu semua
Mimpi
Mereka itu bisa
Melakukan apa yang menjadi mimpiku
Mimpi aku, mimpi seribu orang
Aku berjuang untuk saya
Dan mereka berjuang untuk mimpi mereka
Dan mereka berhasil mewujudkan
Luar biasa
Saya, saya harus memulai membangun
Sebuah rumah untuk minpi saya
Lakukan sedikit demi sedikit menuju kesana
Pasti bisa
Karena Allah lebih dekat dari urat leher
Dia akan mengaruniakan kerajaan kepada
Yang dikehendaki
Begitu pula mimpi
Doa itu akan terkabulkan lewat jalan Nya
Melakukan apa yang menjadi mimpiku
Mimpi aku, mimpi seribu orang
Aku berjuang untuk saya
Dan mereka berjuang untuk mimpi mereka
Dan mereka berhasil mewujudkan
Luar biasa
Saya, saya harus memulai membangun
Sebuah rumah untuk minpi saya
Lakukan sedikit demi sedikit menuju kesana
Pasti bisa
Karena Allah lebih dekat dari urat leher
Dia akan mengaruniakan kerajaan kepada
Yang dikehendaki
Begitu pula mimpi
Doa itu akan terkabulkan lewat jalan Nya
Doa
Ya Allah
Tetapkanlah kaki ini diatas titian
Janganlah gelincirkan ke jalan yang sulit
Engkau maha pengampun, ampunilah hamba ini
Tetapkanlah kaki ini diatas titian
Janganlah gelincirkan ke jalan yang sulit
Engkau maha pengampun, ampunilah hamba ini
Jumat, 08 November 2019
Belari
Kubaca setiap lariknya
Kupahami setiap hurf nya
Kurenungkan isinya
Kuamalkan perintahnya
Setahap demi setahap
Aku berdoa, ya Allah saya berserah diri
Pada agama yang engkau ridhoi
Bimbinglah hati ini untuk cenderung
mengikuti Al quran dan As sunnah
Maafkan dosa hamba, janganlah engkau hukum
Diluar batas hingga hamba berlari menjauh dari
Kebenaran
Kupahami setiap hurf nya
Kurenungkan isinya
Kuamalkan perintahnya
Setahap demi setahap
Aku berdoa, ya Allah saya berserah diri
Pada agama yang engkau ridhoi
Bimbinglah hati ini untuk cenderung
mengikuti Al quran dan As sunnah
Maafkan dosa hamba, janganlah engkau hukum
Diluar batas hingga hamba berlari menjauh dari
Kebenaran
Menyerah
Aku menyerah kalah pada waktu
Yang membawaku melaju terus
Mengulitiku hingga ke tulang
Untuk membicarakan sebuah kerinduan
Kemana lagi, jika muara sudah penuh
Tidak mungkin aku ambilkan
Tempat lain hanya untuk menyesakkan rasa ini
Biarlah
Aku menjadi arang yang telah
Dibakar api
Menyisakan gelap tidak ditembusi
Oleh cahaya baru
Biarkan ini berlalu pada kata terakhir yang kau ucap
Ya kata terakhir
Dalam bisikan kematian
Yang membawaku melaju terus
Mengulitiku hingga ke tulang
Untuk membicarakan sebuah kerinduan
Kemana lagi, jika muara sudah penuh
Tidak mungkin aku ambilkan
Tempat lain hanya untuk menyesakkan rasa ini
Biarlah
Aku menjadi arang yang telah
Dibakar api
Menyisakan gelap tidak ditembusi
Oleh cahaya baru
Biarkan ini berlalu pada kata terakhir yang kau ucap
Ya kata terakhir
Dalam bisikan kematian
Dicekik Rindu
Kalaunya aku sedang rindu
Kepada siapa aku sampaikan rasa ini
Bulan bintang hanya menatap sendu
Melihat kesedihanku
Mungkin dia memintaku
Bercerita, menggulana
Namun apalah daya
Berkatapun aku tidak sanggup
Menerjemahkan rasa di hati pun
Aku tidak sanggup
Hanya angin yang kuminta membawa pergi
Biarkan aku berdikari seperti dulu
Tanpa selubung rindu
Yang mencekik hati
Kepada siapa aku sampaikan rasa ini
Bulan bintang hanya menatap sendu
Melihat kesedihanku
Mungkin dia memintaku
Bercerita, menggulana
Namun apalah daya
Berkatapun aku tidak sanggup
Menerjemahkan rasa di hati pun
Aku tidak sanggup
Hanya angin yang kuminta membawa pergi
Biarkan aku berdikari seperti dulu
Tanpa selubung rindu
Yang mencekik hati
Kamis, 07 November 2019
Sia sia
Angin malam
Yang merasuk ke hati
Menggoda untuk terjaga
Meneguk bara
Yang tidak pernah padam
Menelan bulat
Kebimbangan
Antara setuju dan tidak
Hanya ada satu kata
Diam
Dan semuanya tidak bekerja untuk
Memadamkan kata
Masih terurai memanjang
Hingga ke dinding gua
Bergelanyut meminta asa
Sayang, terabaikan oleh waktu
Terabaikan oleh manisnya kebersamaan
Sia sia lah dia
Yang merasuk ke hati
Menggoda untuk terjaga
Meneguk bara
Yang tidak pernah padam
Menelan bulat
Kebimbangan
Antara setuju dan tidak
Hanya ada satu kata
Diam
Dan semuanya tidak bekerja untuk
Memadamkan kata
Masih terurai memanjang
Hingga ke dinding gua
Bergelanyut meminta asa
Sayang, terabaikan oleh waktu
Terabaikan oleh manisnya kebersamaan
Sia sia lah dia
Rabu, 06 November 2019
Kalau bulan bisa apa?
Kalau bulan bisa ngomong
Dia jujur tidak akan bohong
Seperti anjing yang melolong
Dan aku kehabisan kata kata
Aku gendong rembulan
Ku kantongin bintang bintang
Segera ku bawa pulang
Bulan tidak bisa ngomong
Kalau memang ada rasa yang
Tidak bisa kuwakilkan
Untukmu untuk mu
Tiap hari aku teriak teriakan namamu
Ada cinta yang terlalu
Ada rindu yang terlalu
Yang cepat berlalu berlalu padamu
Semua perasaanku tertuangkan pada lagu
Seperti anjing melolong
Sayang bulan tidak bisa ngomong
Tentang cinta, cinta kita
Aku kehabisan kata kata
Sebentar aku kelangit
Untuk mu ya untukmu
Kejamnya kamu, memberikan rasa sakit
Tanpa mengetahui rasa itu
Hanya berucap, berucap saja
Tanpa merasakan
Sakit itu bagaimana
Aku ingin menangis,
tapi tidak ada yang aku tangisi
Kenapa tidak ada kesabaran sedikit saja
Biarkan mengisi ruang diantara kita
Biarkan aku kuat,
Sakit ini hanya sampai disini
Dihati yang rapuh
Yang sulit untuk berkata kata
Karena tidak ada yang peduli
Tidak ada yang mendengar
Biarkan rasa itu busuk
Biarkan dia busuk disitu
Ingin sekali aku berkata
"tetaplah tinggal sejenak"
Biarkan aku disini
Menatap apa yang bisa dirasa
Jika seperti ini, aku hanya pasrah
Biarkan berlalu, namun ini sudah terlalu
Lalu aku bagaimana?
Berdiam, dan akan pergi
Move on itu susah, sangat susah
Dan kau buat aku tersiksa disana
Antara benci, yang tidak tersampaikan
Antara cinta yang terhambat
Antara kesalahan, dua orang bertemu dan bercakap
Dia jujur tidak akan bohong
Seperti anjing yang melolong
Dan aku kehabisan kata kata
Aku gendong rembulan
Ku kantongin bintang bintang
Segera ku bawa pulang
Bulan tidak bisa ngomong
Kalau memang ada rasa yang
Tidak bisa kuwakilkan
Untukmu untuk mu
Tiap hari aku teriak teriakan namamu
Ada cinta yang terlalu
Ada rindu yang terlalu
Yang cepat berlalu berlalu padamu
Semua perasaanku tertuangkan pada lagu
Seperti anjing melolong
Sayang bulan tidak bisa ngomong
Tentang cinta, cinta kita
Aku kehabisan kata kata
Sebentar aku kelangit
Untuk mu ya untukmu
Kejamnya kamu, memberikan rasa sakit
Tanpa mengetahui rasa itu
Hanya berucap, berucap saja
Tanpa merasakan
Sakit itu bagaimana
Aku ingin menangis,
tapi tidak ada yang aku tangisi
Kenapa tidak ada kesabaran sedikit saja
Biarkan mengisi ruang diantara kita
Biarkan aku kuat,
Sakit ini hanya sampai disini
Dihati yang rapuh
Yang sulit untuk berkata kata
Karena tidak ada yang peduli
Tidak ada yang mendengar
Biarkan rasa itu busuk
Biarkan dia busuk disitu
Ingin sekali aku berkata
"tetaplah tinggal sejenak"
Biarkan aku disini
Menatap apa yang bisa dirasa
Jika seperti ini, aku hanya pasrah
Biarkan berlalu, namun ini sudah terlalu
Lalu aku bagaimana?
Berdiam, dan akan pergi
Move on itu susah, sangat susah
Dan kau buat aku tersiksa disana
Antara benci, yang tidak tersampaikan
Antara cinta yang terhambat
Antara kesalahan, dua orang bertemu dan bercakap
Dihapus
Seperti hujan yang diserap tanah
Sebagian menguap
Begitupula cerita ini
Akan terhapus oleh cerita selanjutnya
Terlupakan, mungkin
Untuk apa disimpan?
Jika hanya menyiksa
Menyulut luka lama
Yang tidak kunjung sembuh
Sebagian menguap
Begitupula cerita ini
Akan terhapus oleh cerita selanjutnya
Terlupakan, mungkin
Untuk apa disimpan?
Jika hanya menyiksa
Menyulut luka lama
Yang tidak kunjung sembuh
Gilanya, aku
Bisanya saya begini
Begini saja
Tidur tidak bisa
Makan sulit
Minun malas
Maunya, apa?
Maunya ngak kenapa kenapa
Gilanya
Manusiajikah?
Kok ngak ada maunya
Sepertinya ada yang salah
Atau lagi butuh vitamin sea
Taulah gelap
Begini saja
Tidur tidak bisa
Makan sulit
Minun malas
Maunya, apa?
Maunya ngak kenapa kenapa
Gilanya
Manusiajikah?
Kok ngak ada maunya
Sepertinya ada yang salah
Atau lagi butuh vitamin sea
Taulah gelap
Kerinduan
Biarkan rindu membakarku
Menuntaskan hal yang sia-sia
Rindu ini hingga ke laut dan menjadi mangsa
Dan kau masih pada cerita lama yang tidak ber peri
Biarkan aku menjadi debu
Yang hinggap pada daun daun kering
Dan terbawa anggin
Aku rindu karena kamu yang jahat
Meninggalkan tanpa ada rasa
Biarkan rindu ini mati
Bersama berakhirnya musim kemarau
Lelah sekali rindu tidak bertepi
Seperti kapalmu yang melaju terus
Kehabisan bekal untuk makan
Akupun demikian dalam kerinduan
Selasa, 05 November 2019
Mengundang badai
Pergilah, ke ujung dunia
Pergilah, menatap cakrawala
Pergilah, menuju kebahagiaan hakiki
Pergilah, hingga kamu ingin pulang
Aku disini, dirumah kita
Aku disini, menundukan hati untukmu
Aku disini, sendirian menata sepi
Aku disini, menanti kedatangan angin
Yang membawa kebahagiaan itu
Bila hati sudah terkunci
Biarkan dia tertutup
Hingga kau datang membukanya
Biarkan dia dalam nestapa kerinduan
Hingga kau sirami dengan bunga kenanga
Hati yang sepi, meranggas
Meminta hujan dalam kemelut jiwa
Engkau tidak datang adalah racun
Yang melenyapkan jiwa dalam harap
Engkau tidak kembali
Biarkan angin yang membawa pergi
Aku berdiam, menyuapi kesedihan
Menatap cakrawala yang bosan
Dan mengundang badai
Agar aku tidak bersedih lagi
Pergilah, menatap cakrawala
Pergilah, menuju kebahagiaan hakiki
Pergilah, hingga kamu ingin pulang
Aku disini, dirumah kita
Aku disini, menundukan hati untukmu
Aku disini, sendirian menata sepi
Aku disini, menanti kedatangan angin
Yang membawa kebahagiaan itu
Bila hati sudah terkunci
Biarkan dia tertutup
Hingga kau datang membukanya
Biarkan dia dalam nestapa kerinduan
Hingga kau sirami dengan bunga kenanga
Hati yang sepi, meranggas
Meminta hujan dalam kemelut jiwa
Engkau tidak datang adalah racun
Yang melenyapkan jiwa dalam harap
Engkau tidak kembali
Biarkan angin yang membawa pergi
Aku berdiam, menyuapi kesedihan
Menatap cakrawala yang bosan
Dan mengundang badai
Agar aku tidak bersedih lagi
Perpisahan dengan Angin
Semalam, kamu yang meminta aku
Untuk tetap duduk disini tanpa menanti
Jalani hidup sendiri-sendiri
Dan aku pasrah menerima tawaran itu
Bagiku, terserahlah apa yang kamu mau
Asalkan kita sama-sama bahagia
Karena kamu menjual optimisme
Akupun membeli yang kamu mau
Tiada kerugian bagiku
Untuk duduk manis disini
Tanpa penantian
Luka, biarkan dia mengering seiring waktu
Biarkan dia kembali seperti dulu
Tidak akan lama, batinku
Biarkanlah hati yang berbisik
Berbisik pada langit yang menurunkan kehidupan
Memberikan takdir apa saja kepada kita
Hanya menerima dan sadar,
Inilah jalan hidup, yang kita harus jalani
Untuk tetap duduk disini tanpa menanti
Jalani hidup sendiri-sendiri
Dan aku pasrah menerima tawaran itu
Bagiku, terserahlah apa yang kamu mau
Asalkan kita sama-sama bahagia
Karena kamu menjual optimisme
Akupun membeli yang kamu mau
Tiada kerugian bagiku
Untuk duduk manis disini
Tanpa penantian
Luka, biarkan dia mengering seiring waktu
Biarkan dia kembali seperti dulu
Tidak akan lama, batinku
Biarkanlah hati yang berbisik
Berbisik pada langit yang menurunkan kehidupan
Memberikan takdir apa saja kepada kita
Hanya menerima dan sadar,
Inilah jalan hidup, yang kita harus jalani
Layangan putus
Kita adalah layangan
Yang terbang meninggi melawan arus
Memilih milih badai yang menerpa
Kalau bisa jangan yang yang terlalu ganas
Takutnya bakalan putus, lalu
Mengutuk badai
Mengutuk layangan
Dan tali
Dan layangan lainnya
Kita adalah layangan yang mulai meninggi
Harap harap cemas
Menantikan badai yang akan datang
Harap harap cemas
Memegang kendali tali
Harap harap cemas
Memperkirakan tekanan angin
Harap harap cemas
Dengan setiap keputusan diantara kita
Kita layangan yang ingin putus
Saya kira tidak bakalan putus
Karena, Tuhan menjaga kita
Harap harap cemas
Menantikan badai yang akan datang
Harap harap cemas
Memegang kendali tali
Harap harap cemas
Memperkirakan tekanan angin
Harap harap cemas
Dengan setiap keputusan diantara kita
Kita layangan yang ingin putus
Saya kira tidak bakalan putus
Karena, Tuhan menjaga kita
Minggu, 03 November 2019
Rasa Rindu
Saat kurindukan dirimu, kuhanya bisa
Memeluk bayangmu
Yang hadir sekejap
Dan menghilang
Pilu. Pilu hati ini
Merindui orang yang hilang
Hanya sebentar
Kembalilah
Hanya untuk berkabar
Kembalilah
Aku ingin menolak rindu
Yang datang menerjang
Saat bersantai
Aku tidak kuasa untuk menolak
Rinduku padamu,
Datanglah, jika hati itu
Masih ada ditempatnya
Jika tidak. Biarkan rindu ini menyesap
Bersama waktu
Hilang dalam kelelahan
Karena rindu adalah kata kerja
Dia akan berhenti bekerja
Saat kecewa menggunung
Aku rindu bukan untuk kecewa
Namun, ingin segera kecewa
Memeluk bayangmu
Yang hadir sekejap
Dan menghilang
Pilu. Pilu hati ini
Merindui orang yang hilang
Hanya sebentar
Kembalilah
Hanya untuk berkabar
Kembalilah
Aku ingin menolak rindu
Yang datang menerjang
Saat bersantai
Aku tidak kuasa untuk menolak
Rinduku padamu,
Datanglah, jika hati itu
Masih ada ditempatnya
Jika tidak. Biarkan rindu ini menyesap
Bersama waktu
Hilang dalam kelelahan
Karena rindu adalah kata kerja
Dia akan berhenti bekerja
Saat kecewa menggunung
Aku rindu bukan untuk kecewa
Namun, ingin segera kecewa
Menjadi Insan
Hy, jalur hidup ditempuh sedemikian rupa
Membekas pada betis, ngilu
Membuatnya kuat untuk terus berlari
Jangankan, berpilu
Mengucap ah saja tidak sanggup
Semua adalah keadilan
Bagi setiap insan
Apalagi, pohon terus tumbuh
Burung-burung berkicau
Dan akupun begitu
Selama langit masih menjadi langit
Biarkan bumi tetap kupijak
Ini bukan soal dengki,
Ini soal agar tetap menjadi insan
Membekas pada betis, ngilu
Membuatnya kuat untuk terus berlari
Jangankan, berpilu
Mengucap ah saja tidak sanggup
Semua adalah keadilan
Bagi setiap insan
Apalagi, pohon terus tumbuh
Burung-burung berkicau
Dan akupun begitu
Selama langit masih menjadi langit
Biarkan bumi tetap kupijak
Ini bukan soal dengki,
Ini soal agar tetap menjadi insan
Jumat, 01 November 2019
Rindu Hati
Kalau kerinduan ingin bercerita
kepada siapa dia berbagi?
Semua hati menyimpan rasa
namun rindu terasa berbeda
ingin meledak, seperti gunung api
Ingin mengalir seperti lava
dan menghujani seperti gerimis
Semua berkabung meyaksikan
abu-abu yang merusaki jarak pandang
dia sangka hutan, ternyata kota metropolitan
Aku sedang rindu disini
kamu yang jauh, hanya membaca surat kabar
pagi ini dan melewatkan puisi yang aku tulis
seperti kematian yang ingin disegerakan
hati inipun demikian
namun, penghalang itu terlalu kejam
menyiksa mereka yang senang bermain api
membakar semua hingga engkau tidak punya apa-apa
selain kekecewaan yang ingin segera diakhiri
dengan pertemuan
kepada siapa dia berbagi?
Semua hati menyimpan rasa
namun rindu terasa berbeda
ingin meledak, seperti gunung api
Ingin mengalir seperti lava
dan menghujani seperti gerimis
Semua berkabung meyaksikan
abu-abu yang merusaki jarak pandang
dia sangka hutan, ternyata kota metropolitan
Aku sedang rindu disini
kamu yang jauh, hanya membaca surat kabar
pagi ini dan melewatkan puisi yang aku tulis
seperti kematian yang ingin disegerakan
hati inipun demikian
namun, penghalang itu terlalu kejam
menyiksa mereka yang senang bermain api
membakar semua hingga engkau tidak punya apa-apa
selain kekecewaan yang ingin segera diakhiri
dengan pertemuan
Kemiskinan
Dimana aku temui dia?
diujung-ujung pakaian kumal
yang tersentuh tanah
berlobang-lobang
menganga, meminta belas kasih
atau di kedua kaki
yang mengeras karena lumpur, tanah, batu
menyatu tanpa alas
atau diantara kemalasan
yang mengigit
yang terlalu mewah untuk dikecap
atau diantara mereka yang memang
suka melihat orang-orang susah
sengaja dibuat-buat
sebagai bahan olokan
"kamu miskin saja, biar aku yang kaya"
hahahaha
diantara sela-sela waktu shalat
aku lihat mereka
berjemur
mungkin sambil berdoa
meratapkan diri
namun enggan move untuk berteduh
seakan
sengaja membiarkan dirinya terkutuk
hmmm
ada-ada aja manusia
Diantara malam aku berbaring
menatap langit yang enggan berbintang
hanya bermendung, memamerkan kemegahan
tidak mau menurunkan air
sebagai pengusa alam, dan juru kunci kehidupan
nelangsa hati memandang diri, memilukan nasib
dan tidak bisa berbuat apa-apa
Hanya bermohon kemurahan sang Pencipta
Di hutan di pagi hari
matahari masih berselimut pohon
orang-orang sibuk bekerja
aku tidak punya apa-apa
tidak punya mata, telinga, hidung dan tangan
kakipun terantai keadaan
orangpun tidak ada yang mau memberiku
akupun tidak bisa membuat sendiri
jadi aku hanya bisa begini saja
diujung-ujung pakaian kumal
yang tersentuh tanah
berlobang-lobang
menganga, meminta belas kasih
atau di kedua kaki
yang mengeras karena lumpur, tanah, batu
menyatu tanpa alas
atau diantara kemalasan
yang mengigit
yang terlalu mewah untuk dikecap
atau diantara mereka yang memang
suka melihat orang-orang susah
sengaja dibuat-buat
sebagai bahan olokan
"kamu miskin saja, biar aku yang kaya"
hahahaha
diantara sela-sela waktu shalat
aku lihat mereka
berjemur
mungkin sambil berdoa
meratapkan diri
namun enggan move untuk berteduh
seakan
sengaja membiarkan dirinya terkutuk
hmmm
ada-ada aja manusia
Diantara malam aku berbaring
menatap langit yang enggan berbintang
hanya bermendung, memamerkan kemegahan
tidak mau menurunkan air
sebagai pengusa alam, dan juru kunci kehidupan
nelangsa hati memandang diri, memilukan nasib
dan tidak bisa berbuat apa-apa
Hanya bermohon kemurahan sang Pencipta
Di hutan di pagi hari
matahari masih berselimut pohon
orang-orang sibuk bekerja
aku tidak punya apa-apa
tidak punya mata, telinga, hidung dan tangan
kakipun terantai keadaan
orangpun tidak ada yang mau memberiku
akupun tidak bisa membuat sendiri
jadi aku hanya bisa begini saja
Aku tuh yaa
Gampang sekali saya terahlihkan
dari tujuan yang sebenarnya
sukanya jalan-jalan
kayak dipasar gitu
niatnya beli lombok, ternyatanya ngak ada
jadinya beli bedak dan segala temannya
Niatnya beli sepasang sepatu
jadinya berpasang-pasang pakaian
Niatnya mau makan saja
jadinya wisata kuliner
aku tuh yaa
sukanya begitu
hahaha
Maaf lagi khilaf adek, Bang
dari tujuan yang sebenarnya
sukanya jalan-jalan
kayak dipasar gitu
niatnya beli lombok, ternyatanya ngak ada
jadinya beli bedak dan segala temannya
Niatnya beli sepasang sepatu
jadinya berpasang-pasang pakaian
Niatnya mau makan saja
jadinya wisata kuliner
aku tuh yaa
sukanya begitu
hahaha
Maaf lagi khilaf adek, Bang
Sahabat itu
Kita bersama
melangkah menyusuri jalan Ilahi
dengan kekuatan dan kesabaran
menghilangkan nafsu yang menggoda
untuk berbuat jahat
Disini kita berbagi
menguatkan
saling mendukung
dan terus saling menyemangati
di jalan ini hanya sementara
mari pererat pegangan tangan
agar tidak jatuh dalam kesendirian
agar tidak berputus asa saat coba melanda
agar dapat berbagi nikmat yang ada
semua akan terasa indah
bumi yang luas semakin asri
melangkah menyusuri jalan Ilahi
dengan kekuatan dan kesabaran
menghilangkan nafsu yang menggoda
untuk berbuat jahat
Disini kita berbagi
menguatkan
saling mendukung
dan terus saling menyemangati
di jalan ini hanya sementara
mari pererat pegangan tangan
agar tidak jatuh dalam kesendirian
agar tidak berputus asa saat coba melanda
agar dapat berbagi nikmat yang ada
semua akan terasa indah
bumi yang luas semakin asri
Kamis, 31 Oktober 2019
Sebuah keputus-asaan
Eh, keputusan kamu
Mengagetkan
Kamu menahan air hujan turun
Menyirami bunga yang kita tanam bersama
Aku hanya bisa shock
Terus berdiam dan bertanya-tanya
"kok begitu? Salah saya, ya? Kok, kamu bisa marah?"
Ya sudah, itu keputusanmu
Biarkan saja, ngak usah dibikin repot
Aku juga bisa keputusan yang sama
Eh, iya
Kamu baik baik saja kan disana?
Kalau rindu, biarkan hujan turun seperti sedia kala
Kalau rindu, biarkan tanaman kita berbunga
Kalau rindu, duduklah didepanku
Dan mari bercakap
Mengagetkan
Kamu menahan air hujan turun
Menyirami bunga yang kita tanam bersama
Aku hanya bisa shock
Terus berdiam dan bertanya-tanya
"kok begitu? Salah saya, ya? Kok, kamu bisa marah?"
Ya sudah, itu keputusanmu
Biarkan saja, ngak usah dibikin repot
Aku juga bisa keputusan yang sama
Eh, iya
Kamu baik baik saja kan disana?
Kalau rindu, biarkan hujan turun seperti sedia kala
Kalau rindu, biarkan tanaman kita berbunga
Kalau rindu, duduklah didepanku
Dan mari bercakap
Bosan
Bosan
Bosan
Bosan
Siapa yang tidak bosan
Disini hanya menatap
Ketidakadilan waktu
Semua melambat, menunggu giliran
Memohon apa saja
Asal tidak disini
Mau memecahkan namun tidak bisa
Ya, hanya bisa begini
Terdiam dalam bosan
Bosan
Bosan
Siapa yang tidak bosan
Disini hanya menatap
Ketidakadilan waktu
Semua melambat, menunggu giliran
Memohon apa saja
Asal tidak disini
Mau memecahkan namun tidak bisa
Ya, hanya bisa begini
Terdiam dalam bosan
Menunggu berdetik
Aku menunggu detik berdetik
Menghitung dalam diam
Dan pura pura tidak menunggu
Semua menegangkan
Keputusan itu
Semua menegangkan
Menghitung dalam diam
Dan pura pura tidak menunggu
Semua menegangkan
Keputusan itu
Semua menegangkan
Untuk kamu yang sedang sakit
Kamu yang lagi sakit
Santai saja
Kamu memang lagi butuh istirahat
Coba kamu ingat-ingat
Selama ini apa yang telah kamu lakukan
Apakah kamu lelah?
Apakah kamu menderita?
Apakah kamu sedang berlari dan jatuh?
Apakah kamu sedang baik baik saja dan tetiba sakit?
Apakah kamu, ah aku hanya melihat dalam kamu
Dalam balutan senyun harian
Kamu sakit, bebaringlah
Ngak usah kemana-mana
Biar giliran aku yang kemana-mana
Kamu sakit, ayo pejamkan mata
Lupakan kalau kamu sedang sakit
Lepaskan kemelut hati
Biarkan dirimu tidak berdaya
Syukuri setiap langkah yang sudah kamu lakukan
Santai saja
Kamu memang lagi butuh istirahat
Coba kamu ingat-ingat
Selama ini apa yang telah kamu lakukan
Apakah kamu lelah?
Apakah kamu menderita?
Apakah kamu sedang berlari dan jatuh?
Apakah kamu sedang baik baik saja dan tetiba sakit?
Apakah kamu, ah aku hanya melihat dalam kamu
Dalam balutan senyun harian
Kamu sakit, bebaringlah
Ngak usah kemana-mana
Biar giliran aku yang kemana-mana
Kamu sakit, ayo pejamkan mata
Lupakan kalau kamu sedang sakit
Lepaskan kemelut hati
Biarkan dirimu tidak berdaya
Syukuri setiap langkah yang sudah kamu lakukan
Teh dalam menunggu
Dua cangkir teh, aku seduh sembari menunggu hujan turun
Ini untuk kita saat saling menatap
Mengungkapkan perasaan
Dan berbagi sepi
Menjelang malam, seperti biasanya
Seperti yang sudah-sudah, engkau datang terlambat
Meminum seteguk langsung
Dan berkata "saya mau istirahat"
Besok lagi ya,
Hanya bisa mengangguk
Pada diam
Sambil berkaca-kaca
Aku akan membuat teh lebih banyak lagi
Dan meminumnya tanpa kata
Biarkan teh menampung semua
Kata kata yang tidak tersampaikan
Ini untuk kita saat saling menatap
Mengungkapkan perasaan
Dan berbagi sepi
Menjelang malam, seperti biasanya
Seperti yang sudah-sudah, engkau datang terlambat
Meminum seteguk langsung
Dan berkata "saya mau istirahat"
Besok lagi ya,
Hanya bisa mengangguk
Pada diam
Sambil berkaca-kaca
Aku akan membuat teh lebih banyak lagi
Dan meminumnya tanpa kata
Biarkan teh menampung semua
Kata kata yang tidak tersampaikan
Nyamuk
Plekk!
Nyamuk tak geplek
Ora kenek
Malah kenek opo?
Brrrtttrtt
Nyamuk miber
Tak uber
Ora kenek
Malah kenek opo
Plukk
Nyamuk tak gepok
Ora kenek
Malah kenek opo?
Ora kenek opo opo, cah
Wanita berusia 24
Ulang tahun ini seperti kilat menyambar pohon kelapa
Tidak terjadi apa apa
Hanya mengagetkan
Kalau saya berusia 24 tahun
24 tahun berlalu
Lama juga, pikirku
Kok saya begini, diusia ini
Hanya begini saja
Dengan hobi yang sama diwaktu kecil
Dengan aktivitas yang sama diwaktu usia remaja
Dengan teman yang sama diusia kemarinnya
Kok begini-begini hidup
Apa yang spesial?
Hmm, apa memang seperti ini hidup yang sebenarnya
Atau ada sisi lain yang membahagiakan
Apa ya?
Aku bertanya-tanya diusia 24
Kepala dua, muncul lagi dikit
Aku kenapa ya?
Bertanya-tanya
Kemarin kamu aman saja
Kenapa sekarang diserang influenza
Teman kamu mungkin ada yang sakit, kamu tertular
Salah pergaulan
Aku diusia 24
Menjelma menjadi wanita yang ingin dikatakan dewasa
Sosokku menjulang memandang yang lain
Penuh keajaiban, penuh pesona dan penuh tanda tanya
Tanda tanya tanpa ada pertanyaan
Pertanyaan itu datang dan menghilang
Tanpa ada jawab datang
Hanya numpang lewat
24. 25. 26. 27. Dan seterusnya
Aku tumbuh menjadi wanita
Wanita yang aku lihat pada diri ibu
Demi segala kemanisanya
Semua akan melebur
Dalam wajah wajah tersungkur
Mengadu pada rabb
"aku wanita, aku mau menjadi ibu"
Tidak terjadi apa apa
Hanya mengagetkan
Kalau saya berusia 24 tahun
24 tahun berlalu
Lama juga, pikirku
Kok saya begini, diusia ini
Hanya begini saja
Dengan hobi yang sama diwaktu kecil
Dengan aktivitas yang sama diwaktu usia remaja
Dengan teman yang sama diusia kemarinnya
Kok begini-begini hidup
Apa yang spesial?
Hmm, apa memang seperti ini hidup yang sebenarnya
Atau ada sisi lain yang membahagiakan
Apa ya?
Aku bertanya-tanya diusia 24
Kepala dua, muncul lagi dikit
Aku kenapa ya?
Bertanya-tanya
Kemarin kamu aman saja
Kenapa sekarang diserang influenza
Teman kamu mungkin ada yang sakit, kamu tertular
Salah pergaulan
Aku diusia 24
Menjelma menjadi wanita yang ingin dikatakan dewasa
Sosokku menjulang memandang yang lain
Penuh keajaiban, penuh pesona dan penuh tanda tanya
Tanda tanya tanpa ada pertanyaan
Pertanyaan itu datang dan menghilang
Tanpa ada jawab datang
Hanya numpang lewat
24. 25. 26. 27. Dan seterusnya
Aku tumbuh menjadi wanita
Wanita yang aku lihat pada diri ibu
Demi segala kemanisanya
Semua akan melebur
Dalam wajah wajah tersungkur
Mengadu pada rabb
"aku wanita, aku mau menjadi ibu"
Sendirian lagi
Kemana aku bisa pergi
Jika jiwa ini kamu tawan dalam janji setia
Kemana aku harus berlari
Jika kaki ini berpijak dalam rantai mahligai
Kemana aku mengadu
Semua berlalu tanpa permisi dariku
Kemana aku berteman
Jika dalam tembok ini hanya ada aku dan kamu
Kemana aku harus menatap
Kecurigaanmu membawa wajah ini tertunduk
Menatap apa yang ada dibawah tanah
Disanalah tubuh kita berpisah
Sendiri
Sendiri
Jika jiwa ini kamu tawan dalam janji setia
Kemana aku harus berlari
Jika kaki ini berpijak dalam rantai mahligai
Kemana aku mengadu
Semua berlalu tanpa permisi dariku
Kemana aku berteman
Jika dalam tembok ini hanya ada aku dan kamu
Kemana aku harus menatap
Kecurigaanmu membawa wajah ini tertunduk
Menatap apa yang ada dibawah tanah
Disanalah tubuh kita berpisah
Sendiri
Sendiri
Atas nama cinta, menderitalah
Kita bertemu dipagi itu
Lewat hembusan angin dingin
Yang merapatkan mantel
Hanya berdua di tempat itu
Angin semilir
Menerpaku padamu
Membawa salam kehangatan
Lewat ejaan yang tidak sempurna
Bertukar nomor, seperti biasa
Meminta izin untuk mengenal
Dan mulai membuka hati
Menerima semua keluh
Memberi semua harap
Dan berjanji untuk saling sapa
Apalah daya hati
Menerima rempahan sisa sisa tadi malam
Masih menghangat dalam ingatan
Menjelma menjadi kasta jiwa
Aku terduduk lemas
Menerima hati yang abstrak
Memenjarakan rindu dalam nestapa
Memohon untuk saling merindui
Aku salah, katamu
Membuatmu larut dalam hayal sepi
Memenjaramu dalam kasat mata
Dengan janji terdustai
Engkau terkapar tanpa kata
Meminta bebas dalam ketakutan
Dan aku tidak mampu membebaskanmu
Atas nama cinta
Menderitalah seperti yang lainnya
Lewat hembusan angin dingin
Yang merapatkan mantel
Hanya berdua di tempat itu
Angin semilir
Menerpaku padamu
Membawa salam kehangatan
Lewat ejaan yang tidak sempurna
Bertukar nomor, seperti biasa
Meminta izin untuk mengenal
Dan mulai membuka hati
Menerima semua keluh
Memberi semua harap
Dan berjanji untuk saling sapa
Apalah daya hati
Menerima rempahan sisa sisa tadi malam
Masih menghangat dalam ingatan
Menjelma menjadi kasta jiwa
Aku terduduk lemas
Menerima hati yang abstrak
Memenjarakan rindu dalam nestapa
Memohon untuk saling merindui
Aku salah, katamu
Membuatmu larut dalam hayal sepi
Memenjaramu dalam kasat mata
Dengan janji terdustai
Engkau terkapar tanpa kata
Meminta bebas dalam ketakutan
Dan aku tidak mampu membebaskanmu
Atas nama cinta
Menderitalah seperti yang lainnya
Memohon
Bener - bener
Saya tidak mampu atas diriku sendiri
Disaat seperti ini
Hati kecil berkata
Ya Allah, saya hamba-Mu yang dhoif
Janganlah seperti ini menyiksa hamba
Hamba salah, ampunilah
Sesungguhnya kasih sayang-Mu meliputi langit dan bumi
Kemana lagi saya menghamba?
Memohon pertolongan
Jika bukan kepada-Mu
Padahal, saya tidak punya kuasa atas diri hamba sendiri
Saya tidak mampu atas diriku sendiri
Disaat seperti ini
Hati kecil berkata
Ya Allah, saya hamba-Mu yang dhoif
Janganlah seperti ini menyiksa hamba
Hamba salah, ampunilah
Sesungguhnya kasih sayang-Mu meliputi langit dan bumi
Kemana lagi saya menghamba?
Memohon pertolongan
Jika bukan kepada-Mu
Padahal, saya tidak punya kuasa atas diri hamba sendiri
Bertemanlah bunga
Teman kamu siapa?
Kamu siapa?
Apakah iya, bunga tumbuh bersama bunga lainnya
Agar indah
Ataukah bunga tumbuh sendirian
Agar exotis terlihat
Atau dia berbunga dimana saja
Alangkah indahnya bunga
Dirangkai dalam bejana
Mewarnai mata
Dengan aneka rupa
Jangan sendiri bunga, keindahan itu
Adalah milik semua
Berbunga sendiri hanya menimbulkan keindahan
Secara implisit
Berbeda dengan engkau bersama yang lain
Akan lebih menakjubkan
Kamu siapa?
Apakah iya, bunga tumbuh bersama bunga lainnya
Agar indah
Ataukah bunga tumbuh sendirian
Agar exotis terlihat
Atau dia berbunga dimana saja
Alangkah indahnya bunga
Dirangkai dalam bejana
Mewarnai mata
Dengan aneka rupa
Jangan sendiri bunga, keindahan itu
Adalah milik semua
Berbunga sendiri hanya menimbulkan keindahan
Secara implisit
Berbeda dengan engkau bersama yang lain
Akan lebih menakjubkan
Berjalan diatas Jalan-Nya
Tadi aku jalan, jalan, jalan. Jauh sekali.
Aku lelah
Aku ingin istirahat sejenak
Merenung sejenak
Mengapa aku jalan sejauh ini?
Sia-siakah?
Atau mendapatkan berkah?
Hanya dengan banyak beristighfar
Meluruskan niat
Dan terus beramal
Memohon, ya Allah tetapkanlah aku dijalan yang engkau ridhoi
Jauhkan hamba, dari jalan yang sesat
Aku lelah
Aku ingin istirahat sejenak
Merenung sejenak
Mengapa aku jalan sejauh ini?
Sia-siakah?
Atau mendapatkan berkah?
Hanya dengan banyak beristighfar
Meluruskan niat
Dan terus beramal
Memohon, ya Allah tetapkanlah aku dijalan yang engkau ridhoi
Jauhkan hamba, dari jalan yang sesat
Rabu, 30 Oktober 2019
Kemana harus mencari
Kemana lagi saya harus mencari
Kalau tidak pernah aku temukan ide
Kemana lagi aku mencuri
Jika ide itu menghilang lenyap
Kemana lagi aku
Kemana?
Kaupun tidak tahu kemana aku harus pergi
....
Terlalu lama kamu mencari
Hingga kau tidak perhatikan
Ujung jari kaki sudah memanjang kukunya
Kamu terlalu lelah mencari
Bertanya-bertanya
Tanpa kau perhatikan tanganmu
Sebuah mangga busuk
Lupa kamu makan tiga hari yang lalu
sudah ada makhluk hidup lainnya
Kaupun tidak memperhatikan
dirimu kelelahan mencari
Mencari mencari
mencari apa?
Kalau tidak pernah aku temukan ide
Kemana lagi aku mencuri
Jika ide itu menghilang lenyap
Kemana lagi aku
Kemana?
Kaupun tidak tahu kemana aku harus pergi
....
Terlalu lama kamu mencari
Hingga kau tidak perhatikan
Ujung jari kaki sudah memanjang kukunya
Kamu terlalu lelah mencari
Bertanya-bertanya
Tanpa kau perhatikan tanganmu
Sebuah mangga busuk
Lupa kamu makan tiga hari yang lalu
sudah ada makhluk hidup lainnya
Kaupun tidak memperhatikan
dirimu kelelahan mencari
Mencari mencari
mencari apa?
Bisikan Lelembut
Berputus asalah, kamu. Bisiknya lembut
Selembut angin menerpa wajah manismu
Aku akan menjadi teman setiamu. Mengalun lagu dalam riuknya ombak
Aku panjangkan anganmu. Semua akan indah. Semua indah hanya dalam angan. Harapan-harapan muncul dalam kemalasan. Kemalasan berkuasa atas diri. Dan hanya bisa berangan tanpa bekerja
Ayo, kita bekerja dalam semu. Dunia memang semu. Salah siapa kamu jadi manusia. Mengutuki langit yang menurunkan hujan. Mengutuk bumi tempat berpijak. Mengutuk laut yang tidak bisa berbuat apa-apa
Kamu jahat. Kamu baik. Sama saja. Mengapa tidak menjadi keduanya? Disesuaikan dengan kondisi. Itu salah tuhan. Menjadikan manusia dengan dua sisi magnet yang saling tarik menarik.
Benar, itu salah tuhan. Tidak salah jika kamu menjadi tuhan. Aku bisa bantu kamu. Sepertinya akan lebih baik jika demikian.
iya. iya. iya
Ayo laksanakan jangan hanya malas
Jahat
Kalau sudah begini
Anginpun terasa jahat
Matahari jahat
Semua manusia jahat
Tuhanpun jahat
Akupun jahat
jahat
jahat
jahat
(menangis)
Anginpun terasa jahat
Matahari jahat
Semua manusia jahat
Tuhanpun jahat
Akupun jahat
jahat
jahat
jahat
(menangis)
Menculik Kamu
Bila nanti aku bekerja keras
untuk mencuri hatimu
janganlah engkau bersembunyi
seakan menolak permohonanku
Jika nanti kamu sudah aku curi
aku akan lepaskan kamu
agar kamu bahagia
dengan cara kamu
Jika kamu telah bahagia
ketahuilah dimana kamu harus pulang
Mengistirahatkan diri sejenak
dan berbagi dengan apa yang kamu punya
Aku menculikmu
bukan untuk sebuah kejahatan
untuk mencuri hatimu
janganlah engkau bersembunyi
seakan menolak permohonanku
Jika nanti kamu sudah aku curi
aku akan lepaskan kamu
agar kamu bahagia
dengan cara kamu
Jika kamu telah bahagia
ketahuilah dimana kamu harus pulang
Mengistirahatkan diri sejenak
dan berbagi dengan apa yang kamu punya
Aku menculikmu
bukan untuk sebuah kejahatan
Sepertinya pernah kenal
Kemarin kita bertemu
Saling memandang
Seakan pernah mengenal
Namun memori berkata tidak
aku palingkan wajah
tanda kamu bukan takdirku
Saling memandang
Seakan pernah mengenal
Namun memori berkata tidak
aku palingkan wajah
tanda kamu bukan takdirku
Kerja Rodi
Aku jadi gila
Saat tahu namamu
Seperti ikan naik ke daratan
Mengelempar tidak karuan
Aku bekerja siang malam
hanya mendesku kumpulkan
aku susun hati-hati
aku bongkar ripsikan dirimu
Pazel-pazel aklagi
dan aku susun kembali
Begitu terus
Sampai larut malam
dan aku lupa siapa namamu
Paginya
Ucapan "selamat pagi"
Membangkitkan aku untuk bekerja kembali
Melelahkan diri
Hingga tertidur kembali
Aku lelah
Merajaimu namun kau tidak mau menjadi rakyat
Aku lelah
Bekerja sendirian dan kamu berabai disana
Aku lelah
Ingin mengakhiri namun aku masih mau bekerja keras
Saat tahu namamu
Seperti ikan naik ke daratan
Mengelempar tidak karuan
Aku bekerja siang malam
hanya mendesku kumpulkan
aku susun hati-hati
aku bongkar ripsikan dirimu
Pazel-pazel aklagi
dan aku susun kembali
Begitu terus
Sampai larut malam
dan aku lupa siapa namamu
Paginya
Ucapan "selamat pagi"
Membangkitkan aku untuk bekerja kembali
Melelahkan diri
Hingga tertidur kembali
Aku lelah
Merajaimu namun kau tidak mau menjadi rakyat
Aku lelah
Bekerja sendirian dan kamu berabai disana
Aku lelah
Ingin mengakhiri namun aku masih mau bekerja keras
Bingung
Aku bingung saat ini
Memandang lurus dengan otak berputar-putar
Memilih-milih
Mana yang mana
Membingungkan,
Semua rasanya benar
Semua rasanya salah
Semua benar dan salah menjadi satu
Mana yang bagus
Mana yang sebaiknya saya lakukan
Apakah ini bisa
Apakah ini berguna
Ya Allah, aku kembali padamu
Bantulah hamba memilih
Mana yang baik dan berkah untukku
Untuk orang lain
dan mendatangkan manfaat
Memandang lurus dengan otak berputar-putar
Memilih-milih
Mana yang mana
Membingungkan,
Semua rasanya benar
Semua rasanya salah
Semua benar dan salah menjadi satu
Mana yang bagus
Mana yang sebaiknya saya lakukan
Apakah ini bisa
Apakah ini berguna
Ya Allah, aku kembali padamu
Bantulah hamba memilih
Mana yang baik dan berkah untukku
Untuk orang lain
dan mendatangkan manfaat
Sabtu, 26 Oktober 2019
Kerja-Bekerja
Bekerjalah terus
Bekerjalah mencari rezeki
dengan kedua tangan
Jangan digengam
itu tidak bisa dipakai untuk memberi atau menerima
bukalah tanganmu
biarkan dia bekerja
Menyusuri tiap-tiap helaian
Memindahkan rezeki
Terus menerus tanpa henti
Bekabar tanpa jeda
Menanyakan perihal
Adakah sesuatu
yang bisa disentuh dan menjadi yang lainnya
atau meneruskan
Rasa cinta yang belum sampai
Bekerjalah mencari rezeki
dengan kedua tangan
Jangan digengam
itu tidak bisa dipakai untuk memberi atau menerima
bukalah tanganmu
biarkan dia bekerja
Menyusuri tiap-tiap helaian
Memindahkan rezeki
Terus menerus tanpa henti
Bekabar tanpa jeda
Menanyakan perihal
Adakah sesuatu
yang bisa disentuh dan menjadi yang lainnya
atau meneruskan
Rasa cinta yang belum sampai
Langganan:
Postingan (Atom)