Kamis, 10 September 2020

Cerpus: Cerita berpuisi-Lelaki Tanpa Cadik

Lelaki itu datang pertama kali saat matahari sudah tidak tampak lagi, meninggalkan mega merah sebagai tanda waktu shalat maghrib belum usai. Dia datang dengan menggunakan perahu tanpa cadik, berpakaian lusuh dan warnanya telah pudar, rambutnya memanjang tidak teratur, area matanya cekung. Sepertinya dia memiliki sedikit bekal untuk sampai disini


Mengapa datang untuk menjauh

jika saja, bumi ini hanya

untuk singgah sementara


mengapa takut berjalan

jika kaki memang

begitulah fungsinya


ini kapal

bukan istana

yang engkau jadikan sebagai

tempat tinggal


hanya sebentar

lalu pergi lagi

Kondisi yang memperhatinkan, membuat para lelaki yang berada di pelabuhan segera menolong dan membawaya ke rumah pak Tua agar mendapat perawatan lebih baik dan jaminan keselamatan. Ini sudah malam, waktunya beristirahat. semua sudah berada pada garis-garis waktu yang digunakan untuk mengatur hidup.

garis waktu

yang bisa saja musnah

disaat matahari baru saja terbit

dan

engkau hanya hampa

bersama kenangan

yang sudah disesali

Setelah mendapat pertolongan pertama, berupa pakain ganti yang baik, makanan sebagai penghangat lambung dan secangkir kopi hitam legam dengan sedikit gula, tampaknya lelaki itu mulai terlihat memiliki aura kehidupan baru. Semua orang menunggu kata yang keluar dari mulutnya, namuan tidak juga hingga dia memilih merebahkan diri di balai di runag tengah pak Tua. Semua orang kecewa amun masih ada hari esok untuk menunggu.

sebagai gantinya, beberapa orang lelaki meronda di rumah pak Tua, menjaga keamanan. Bersiap siaga dengan keadaan yang tidak pernah diinginkan



sengaja aku berjaga

kubacakan mantra-mantra penenang

agar kamu bisa saja

lelap dan bermimpi

menangkap ikan

seperti

sedia kala, disana

ada harap

yang selalu disediakan

untuk kita

agar terus bekerja

Lelaki itu tertidur, sepertinya pulas. meninggalkan tubuh yang bernafas secara teratur dalam erangan malam. Dia telah diselimuti oleh keamanan dari mana saja datangnya. Lelaki itu akan diberi nama kelak, sesuai dengan kata pertama.

nama itu

bukan milik kamu

nama itu 

milik kita semua

disini

dan

kamu

adalah bagian dari ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar