Rabu, 30 September 2020

Kelelahan


 

Saya merasa kurang baik dikarenakan beberapa hal


yang membuat saya kelelahan dengan kehidupan yang semakin sulit


ini


ada beberapa hal yang tidak saya pahami


mulai dari


hal yang menyangkut diri saya sendiri


orang-orang disekitar saya


dan orang-orang yang membuat saya tertarik


Perayaan Hati



 Terima kasih \ sudah datang

dalam hidupku

yang semakin membaik

dari kamu

yang baik hati

semoga semua baik-baik saja


Akan kukirimkan bunga

sebagai perayaan hati

yang gembira

Jejaring Malam

 


Apa yang membuat kamu takut

saat jejaring malam

mulai menangkap

pikiran

terkecilmu

dan memnyembunyikan 

dari rasa

ingin berlari

jejaring itu sengaja dipasang

dan sengaja digunakan

untuk menangkap

isi hati

agar kamu berlari dari kenyataan

tentang rasa, rasa bersalah

ini bukan kesedihan

ini penyesala masa depan 

untuk itu

takutlah, dan menghindarlah

Minggu, 27 September 2020

Ihsan dan Keyakinanku



Setalah semua berlalu. Keyakinanku terhadap Ihsan berpudar, seperti langit yang menerjemahkan cuaca dipagi hari.

pergilah kemana saja

kamu suka

asal kamu suka

saya baik-baik saja


Semua berlalu, semua berlalu

Seperti kata-kata yang menghapus

dunia fantasi

dalam ingatan

Ihsan, lelaki yang tidak pernah kukenal sebelumnya. Kami bertemu tidak sengaja. Pertemuan memang selalu tidak sengaja.

Kamis, 24 September 2020

Izinkan Aku Menyanyi Lagu Sendiri

 


Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang kuberi,
Bersinarlah bulan purnama
(...)


Ini adalah lima tahun dari perjalananku berlatih vocal, semua lagu telah aku nyanyikan. Semua lomba menguras energiku hanya untuk menunjukan bahwa aku adalah yang terbaik.

Sebuah pengakuan dari orang lain, benar-benar membuat saya ingin seperti mereka yang telah melalui perjalanan panjang untuk menjadi seorang yang disebut orang. Dan saya berada dalam setengah perjalanan dari itu semua.

Setelah mengikuti audisi TV nasional dan hasilnya membuat saya terpuruk. Aku memilih menenangkan diri di kamar sekaligus studio.

Setelah pengumuman yang mengiris hati, saya memilih membungkus semua peralatan music yang kumiliki dan mengambil nafas. Hanya sekedar membungkus dalam kotak-kotak yang bisa tersusun rapi dan meletakkan di sudut kehidupan. Aku lelah

Akhirnya, aku membuat kesepakatan dengan penghuni rumah, bahwa saya ingin melakukan beberapa hal lain yang berbeda dari seni music. Mereka hanya bisa mendukung meskipun sebelumnya sedikit shock. Dan saya hanya bisa mengatakan bahwa saya baik-baik saja dengan ini.

Aku menghabiskan waktu melakukan apa saja selain bermusik. Aku belajar membuat kue, berkunjung ke rumah keluarga atau hanya duduk manis di taman sambil bercakap-cakap dengan beberapa orang yang tidak saya kenal.

Semua indah dan menyenangkan. Meskipun beberapa orang meminta saya untuk menyanyi untuk mereka beberapa lagu, dan saya menyanyikan atas permintaan sesuai kemampuan.

“hi. Lagi sendiri?”

“Iya”. Saya memandang lelaki yang hampir seusia atau lebih muda atau lebih tua membawa gitar sambil memain beberapa tangga nada secara acak.

“Mau saya nyanyikan? Sebagai tanda perkenalan”

“Boleh”. Hanya sekedar mengiyakan, lagian tidak ada salahnya dia menyanyikan sebuah lagu.

“Siapa namanya?”

“Diana”. Jawabku pendek, tanpa menanyakan ulang namanya. Berharap segera dia menyanyikan lagu

Diana-Diana-Diana. Gadis cantik idamanku. Oh Diana-Diana. Disinilah dirimu bersamaku.

Oh

Sebuah lagu kejutan dari nama. Ok.

“Lagunya belum jadi”. Katanya sambil tersenyum manis menarik perhatian.

“Bagus kok lagunya, saya suka”. Kataku tersipu

“Mau ngak, bantuin saya buat lagu ini?”

Sangat manis dan pandai memberi saya kejutan. Saya suka

“Gimana?”

***

Sejak perkenalanku dengan lelaki ditaman itu dan memberikan nomor telpon. Dia mengirimkan pesan menanyakan kabar dan meminta waktu bertemu. Sayangnya, saya tidak tertarik bertemu dengannya. Saya belum ingin membicarakan music lagi seperti dulu, jadi saya hanya mengatakan bahwa saya belum memiliki waktu untuk bertemu dan berbicara lebih banyak lagi. Mohon maaf, teman baruku.

Sebagai gantinya, aku akan menghabiskan waktu di rumah nenek di kampung halaman ibu. Disana saya akan tinggal beberapa lama sesuai dengan kehendak hati, mungkin sekitar dua pekan atau lebih. Tidak direncanakan dan tidak sedang ingin merencanakan sesuatu.

Mama dan Papa terlihat senang dengan apa yang ingin saya lakukan, semoga saya bisa bersenang-senang disana itulah harapnya.

Perjalanan cukup panjang dan saya hanya menghabiskan waktu untuk tidur selama perjalanan. Tidak begitu menyenangkan, meninggalkan setengah hati dengan apa yang telah membuat saya terluka. Semua akan baik-baik saja, itulah janjiku pada diriku.

**

“Oh, anak manis datang. Mari masuk!”. Nenek menyambutku dengan kehangatan yang membuat saya merasakan lebih banyak kerinduan. Aku memeluknya dan memberikan ciuman panjang pada pipinya yang sudah mulai keriput yang menunjukan usianya yang sudah tidak tua lagi

“Tidur sama nenek ya”.

“Iya, nek”. Akupun masuk ke kamar dan meletakan tas saya.

Beberapa orang keluarga mulai datang menyambutku penuh kehangatan, mengajak untuk singgah ke rumah dan menawarinya beberapa hal kesukaanku.

Tentu saja saya menyakin mereka bahwa saya akan berkunjung ke rumah mereka dan akan menghabiskan waktu dengan mereka. Semua penuh tawa kerinduan yang telah lama terpendam oleh waktu dan kesibukan.

**

Malam datang lebih cepat mengantarkan pada ranjang untuk beristirahat setelah lama beraktivitas dan mempersiapkan diri untuk hari esok.

Kulihat nenek sudah bersiap tidur. Aku memilih diam ditempat ini terlalu cepat untuk tidur. Jam baru menunjukan pukul Sembilan malam.

“Tidur, Na. Besok bangun pagi”.

“Sebentar lagi”.

**

“Nenek dengar, kamu tida mendapatkan juara yang kamu inginkan dalam lomba nyanyi di TV”. Aku hanya diam. Malas membahas masalah ini, terlalu sakit untuk dikenang.

“Nenek juga waktu masih muda, suka ikut lomba-lomba seperti kamu. Hasilnya ya sekarang nenek bisa nyanyi”. Hehehe

“Nenek mau ikut lomba nyanyi lagi?” tanyaku mengusil

“Tidak butuh, sekarang nenek bisa menyanyi untuk cucu nenek sudah cukup”.

“Saya mau mendengarkan”.

Nenek mulai menyanyi, sembari bercerita dan saya mennaggapi beberapa hal yang tidak saya mengerti. Hingga semua tertidur. Melupakan semua

**

 

 

Selasa, 22 September 2020

Belajar terus

 belajarlah terus

dan terus 

hingga kematian memisahkan kamu 

Sabtu, 19 September 2020

Cerpus: Cerita Berpuisi- Lelaki Tanpa Cadik (4)

 "Bagaimana rasa kopinya, pak Amir?"

"Sangat enak" jawab pak Amir sambil tersenyum

Obrolanpun berlanjut, kemana-mana sembari menghasilkan secangkir kopi yang menandakan kehidupan harus tetap saja dilanjutkan seperti kemarin yang telah berlalu, menunggu giliran perpindahan waktu.

Waktu, katamu

tidak pernah salah

yang salah hanya kita

yang selalu diberi rasa 

salah


Selasa, 15 September 2020

Cerpus: Cerita Berpuisi- Lelaki Tanpa Cadik (3)

"ini kopi pahit, sepahit hidup kita. Saya kasi sedikit gula agar ada manisnya". 

Ha-ha-ha-ha

Penjual kopi berseloroh membangkitkan gelak tawa diantara pengunjung. Itulah keahlian Pak Bora sebagai pedagang.

"Hidup ini memamang pahit, mari kita nikmati bersama-sama". Mang Udin membalas

Ha-ha-ha-ha

"Dari lahir hidup ini terasa pahit, hingga sekarang. Asal tidak sampai ke neraka, tidak masalah. Kalau hidup pahit, mati pun sengsara. Percumalah kita hidup". Mang Udin mulai curhat, mengingati nasibnya sebagai pemancing ikan dengan hasil yang tidak memuaskan istrinya

"Sudah-sudah, urusan surga dan neraka bukan urusan kita, itu urusan Tuhan. Cukup, jangan merugikan orang lain". Pak Rahmat sang bijak mulai menengahi urusan hidup.

Sumber: http://www.dakta.com/

Sepahit inikah hidup?

tidak juga, itu hanya

perasaan anda

yang tidak cukup syukur di hati


Sepahit inikah hidup?

tidak

itu hanya ilusi agar

kamu menjauhi kehidupan

dan membunuh diri

secara diam-diam


Sepahit inikah hidup?

tidak

Masalah ada jalan menuju 

agar hidup

tetap hidup

"Pak, Amir mari singgah!" Panggil pak Rahmat

Pak Amir mendekat, duduk disebelah Lelaki itu dan langsung bertanya

" pedatang baru, namanya siapa?"

"Amir,..."

"kita punya nama sama" Pak Amir pun menyalami lelaki itu, yang menyebut namanya Amir.

dan keberikan

nama-nama apa saja

di bumi

dengannya kamu bisa mengenal

satu sama lain

"Saya hendak pergi melihat pak Anwar, kabarnya sakit masuk angin gila. Mari semua". Pak Amir pamit meninggalkan gerombolan para tukang kopi

"Silahkan, silahkan"

Mauk angin gila adalah penyakit yang biasa diderita oleh para nelayan yang melaut di malam hari. Sakit ini ditandai dengan rasa panas pada bagian perut dan mengakibatkan buang angin yang tidak ditahan aromanya. Obat dari sakit masuk angin gila sudah ditemukan. Tanaman herbal yang hanya tumbuh di belakang rumah pak Amir. Hanya dia yang diberikan kekuasaan untuk mengobati orang-orang sakit seperti ini.

Rasa sakit

bukanlah tanpa sebab

ini adalah petunjuk

bahwa, masih banyak

yang perlu engkau

ingati dari nikmat

yang kadang terlupakan

Minggu, 13 September 2020

Cerpus: Cerita Berpuisi-Lelaki Tanpa Cadik (2)



Matahari selalu datang

membuka semua mata yang menutup

untuk melihat dunia

yang semakin panas

dan merindukan

yang tidak pernah

ada

disini

sebuah kenikmatan

sepagi ini bangun dan kembali menuju kepelabuhan. Memandang masa lalu yang membawanya kesini tanpa ada kata yang benar-benar ingin dikatakan. 

Semua berlalu tanpa perancanaan yang jelas. Misinya hanya satu, ini semua bagian dari pekerjaan yang harus dituntaskan sebelum masa tengang. Itulah yang menentukan hidup dan matinya setelah kematian itu sendiri. Menyedihkan, hidup sebatang kara dengan tujuan yang sulit.

Selama matahari masih bersinar dipagi hari, disitulah harapan menghabiskan hari selama itu usianya. Esok adalah cerita lain yang harus tetap diisi. Tanpa perencanaan yang membingungkan.

Biarkan ini berjalan lambat

biarkan ini memerah 

dan menghanguskan apa saja

biarkan semua

karena ini bagian dari kehidupan

yang sulit

"Bung, mari mengopi bersama". Seorang beteriak

Hanya menoleh dan memandang menyakinkan diri bahwa dirinya masih bersama orang lain. Ia pun melangkahkan kaki mengikuti dan pastinya akan bergabung bersama kumpulan lelaki lain yang memiliki dunia berbeda dengannya selama ini.




Kamis, 10 September 2020

Cerpus: Cerita berpuisi-Lelaki Tanpa Cadik

Lelaki itu datang pertama kali saat matahari sudah tidak tampak lagi, meninggalkan mega merah sebagai tanda waktu shalat maghrib belum usai. Dia datang dengan menggunakan perahu tanpa cadik, berpakaian lusuh dan warnanya telah pudar, rambutnya memanjang tidak teratur, area matanya cekung. Sepertinya dia memiliki sedikit bekal untuk sampai disini


Mengapa datang untuk menjauh

jika saja, bumi ini hanya

untuk singgah sementara


mengapa takut berjalan

jika kaki memang

begitulah fungsinya


ini kapal

bukan istana

yang engkau jadikan sebagai

tempat tinggal


hanya sebentar

lalu pergi lagi

Kondisi yang memperhatinkan, membuat para lelaki yang berada di pelabuhan segera menolong dan membawaya ke rumah pak Tua agar mendapat perawatan lebih baik dan jaminan keselamatan. Ini sudah malam, waktunya beristirahat. semua sudah berada pada garis-garis waktu yang digunakan untuk mengatur hidup.

garis waktu

yang bisa saja musnah

disaat matahari baru saja terbit

dan

engkau hanya hampa

bersama kenangan

yang sudah disesali

Setelah mendapat pertolongan pertama, berupa pakain ganti yang baik, makanan sebagai penghangat lambung dan secangkir kopi hitam legam dengan sedikit gula, tampaknya lelaki itu mulai terlihat memiliki aura kehidupan baru. Semua orang menunggu kata yang keluar dari mulutnya, namuan tidak juga hingga dia memilih merebahkan diri di balai di runag tengah pak Tua. Semua orang kecewa amun masih ada hari esok untuk menunggu.

sebagai gantinya, beberapa orang lelaki meronda di rumah pak Tua, menjaga keamanan. Bersiap siaga dengan keadaan yang tidak pernah diinginkan



sengaja aku berjaga

kubacakan mantra-mantra penenang

agar kamu bisa saja

lelap dan bermimpi

menangkap ikan

seperti

sedia kala, disana

ada harap

yang selalu disediakan

untuk kita

agar terus bekerja

Lelaki itu tertidur, sepertinya pulas. meninggalkan tubuh yang bernafas secara teratur dalam erangan malam. Dia telah diselimuti oleh keamanan dari mana saja datangnya. Lelaki itu akan diberi nama kelak, sesuai dengan kata pertama.

nama itu

bukan milik kamu

nama itu 

milik kita semua

disini

dan

kamu

adalah bagian dari ini

Rabu, 09 September 2020

Puisi Izinkan Wanita Bekerja











Izinkan semua wanita

untuk cantik

dan bahagia dengan cara

yang dibenarkan


karena mereka

adalah kita ada


izinkan mereka bekerja

dengan kedua tangan 

yang menjadi penyemangat hidupnya

dan menjadi bagian

dari kehidupan


karena tangan halus mereka

menjadikan semua

penuh keindahan 

Puisi lagu dari mbak Oki_ Akad


disinilah hati ini menunggu 

janji suci yang dibenarkan
dan direstui
oleh semua

Kuingin engkau
mau mengatakan dengan benar
janji-janji itu

tanpa harus
engkau terluka

karena kita
adalah bagian dari
alam yang terus bekerja
 

Puisi lagu dari mbak oki-The Power of Love


Adakah
yang lebih sempurna dari rasa
cinta ini

saat kita bersama
dan benar-benar bersama

saling bersama
tanpa jeda

dan benar-benar bersama
 

Selasa, 08 September 2020

Puisi lAGU DARI PAKSI BAND: GETHUK


Gethuk
asale teko endi

dipangan kok enak eram

gethuk 
asale teko endi

pakse band kok mantep eram
 

puisi dari lagu paksi band: Perahu Layar


yo semua
bersama-sama menghibur hati
kemana saja asal kita suka

boleh kesana
besama 
naik perahu
sambil bernyanyi-nyanyi

yo
yo
yo
 

Puisi lagu dari paksi band : Tul


Aku bagaimana?

 

Jumat, 04 September 2020

Kematian Itu

Kematian itu akan selalu datang

kepada siapa saja

dan diwaktu yang tidak ditentukan

olehku


kematian itu menjadi obat

dari derita dunia


 

Puisi darilagu hakuna Matata



Hakuna matata

hakuna matata

hakuna matata

hakuna matata

 

Puisi dari Aladi a Whole new world


where we go?

wherever you want

this world is our

came and hug your self

this is ours
just ours

lets hold our world

 

Puisi dari lagu I am Moana

 



Meet me
in my mine

meet me
in my mine

everything is about us
us
This is us

meet me
in my mine

this is ours
ours land so big
let me know all of them
let me know all of them



Puisi dari lagu animasi Mulan






 Look at me
I will never pass for a perfect bride
Or a perfect daughter
Can it be im not meant to play this part.
Now i see that if i truely were to be my self
I woild break my family's heart
Who is that girl i see
Staring straight back at me
Why is my reflection someone i dont know
Somehow i can not hide who i am though i've tried
When will my reflection show... who iam inside
When will my reflection show who i am inside... the end

Puisi dari lagu spirited Away


Dimana aku

kutemukan diriku

dalam batyang-bayang

penuh hiruk

mencekam


dan mengonggong

ingin menerkamku bahkan menelanku


berlarilah aku. Berlarilah aku

kemana saja

asalkan itu menyelamatkan


berlarilah aku. berlarilah aku

kemana saja

asalkan menyelamatkan

 

Puisi Makanan: Memotong makanan