[1/7 4.39 AM] Erma: Workhome : Homework
Sebagai wanita, kehidupan monoton mulai melelahkan.
Bekerja 8 jam sehari + 2 jam perjalanan, sudah cukup membuat jiwa saya menjadi perkasa, tangkas, gesit dan sesuai rencana
Waktu adalah uang, uang adalah pengatur kehidupan. Dan hidupku diatur oleh jumlah uang yang di dompet.
Kelelahan menjadikan keingin untuk lebih bersantai, melambat, menikmati semua keindahan hidup
Akhirnya, kuputuskan berhenti dan mengerjakan semua yang ada dirumah
Mulai bangun tidur dan tidur lagi.
Hidupku mulai diisi dengan bermalas-malasan, tidak memiliki jadwal, semua berjalan tanpa kepastian.
Akupun berubah menjadi gemuk dan stress dan tidak bisa menikmati semua
[1/7 4.39 AM] Erma: Pohon trembesi tua di sebrang jalan mulai mengkhawatirkan
Dahannya terlihat besar, daunnya rimbun, berwarna coklat kehitaman khas pohon terlalu tua yang sudah mulai dicurigai rapuh
Kapan saja bisa tumbang, mencederai pengguna jalan, mematikan listrik satu kota dan memblok jalan
Pohon trembesi tua di sebrang jalan mulai mengkhawatirkan
Usianya sama dengan gedung pos yang dibangun tahun 95 dan telah direnovasi 5 kali.
Pohon trembesi tua di sebrang jalan mulai mengkhawatirkan
Pekerja (dinas yang menangani jalanan) mulai gusar, ingin menebang namun pohon masih terlihat tegar,
Akhirnya mereka berkata "sebaiknya diamankan" demi keamanan semua pihak
[1/7 4.40 AM] Erma: Di musim mangga
Pukul tiga pagi, dingin mengigit sampai ke sumsum tulang. Membuat enggan bangun pagi, padahal hari sudah mulai tampak
Itulah tanda di mulainya musim mangga
Bunga-bunga mangga mulai di guyur gerimis lembut. Membentuk pentil (dari bunga menjadi buah apa namanya)
Dingin tidak akan pernah hilang, hingga gerimis menjadi hujan yang membasahi buah-buah mangga menjadikan makin membesar dan terus membesar hingga buahnya bewarna putih, berasa asam, renyah dan cocok untuk dirujak.
Disini ibu-ibu hamil mulai mengiler, memohon untuk mendahului takdir buah mangga.
Hujan lebat terus menguyur, mangga muda merubah diri menjadi ranum, sebagian didahului kalong yang tidak pernah mau bernegosiasi
Angin kencang berhembus disertai hujan lebat, sang rantingpun mulai merelakan buah jatuh, tersungkur ditanah.
Buah bewarna kuning, manis dan siap dimakan.
Inilah musim mangga, yang selalu dinantikan kedatangannya
[1/7 4.40 AM] Erma: Gadis kecil
Gadis kecil itu datang tiba tiba
Menyergapku tanpa ampun
Membuat saya sesak,
Dia mencekik leherku
Menginginkan saya mati dari kenyataan
Dia marah, karena saya tidak bisa menjaganya dengan baik.
Dia marah, karena saya tidak bisa membuat dia bahagia.
Wajahnya masam, kusut, pandangannya tertunduk. Tidak pernah menatap saya.
Saya hanya bisa mohon maaf, kesalahan itu telah berlalu dan tidak bisa dirubah lagi
Saya tidak punya kemampuan mengembalikan waktu
Dan menjaga dia dengan baik, memberi dia cukup kebahagiaan
Saya mohon maaf, sekali lagi. Mari berdamai. Maafkan masa lalu yang sulit.
Mari menata masa depan agar tidak seburuk masa lalu.
Saya mohon maaf gadis kecilku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar