Sabtu, 15 Februari 2020

Surat terbuka: aku rindu

Untuk orang yang sedang saya rindukan, kepadamu rindu ini bersandar dengan alasan ingin bertemu dalam waktu yang sama.

Aku rindu dengan tepian yang kamu miliki, seperti rindunya kemarau pada hujan yang tidak kunjung datang.

Kemana aku harus terus berlayar jika pantai yang ada matamu adalah gelombang yang enggan berangsur menghilang. Mengusirku hingga menjauh hingga sampai pada air mata berubah menjadi garam.

Aku membiarkan rindu ini menjadi pohon yang menjulang tinggi hingga sampai pada awan hitam yang memberikan kabar duka dan suka secara bersamaan tanpa tahu rahasia di balik pertemuan yang sengaja dirahasia kepada kita.

Semua berdenyut, memastikan jam adalah waktu yang kita miliki terus berputar dan membuat kita makin percaya bahwa keajaiban adalah permainan perasaan yang enggan diungkap pada pertemuan kita kelak.

Lalu dimana aku bersandar, jika kamu enggan berhenti dan terus berputar dengan arah berbeda. Aku rindu di hari kita bersama yang menyulitkan dan membuat kita merasa semua baik-baik saja. Disitu aku percaya bahwa nilai kabaikan adalah milik semua orang.

Rindu ini ingin kusampaikan kepadamu, namun kamu tidak ada untuk mendapatkan ini. Biarkan disini rindu ini hingga engkau datang kembali dan menelan semua rasa ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar