Bunga

Lihatlah bunga yang kamu tanam, telah mekar 

Indah dan cantik 

Matahari pun bahagia menyapa 

Dan hujan pun menyiapkan tanah 

Agar subur 

Kupu-kupu pun datang menghampiri, menanyakan kabar

Lalu menyampaikan salam 

Bumipun bersemi, menyulam 

Bibit yang jatuh 

Dan menumbuhkan bunga yang indah

Hutan

 Disiang hari yang gelap

Aku hilang arah diantara pepohonan 

Melihat diri yang kecil

Dan kutemui diriku dihutan

Dihutan yang penuh dengan 

Tanda tanda 

Tanda ketidakpastian kehidupan 

Namun tetap hidup

Yang tetap hidup yang menang 

Dan yang menang 

Adalah kehidupan 

Bunga

Katakan padaku, bahwa aku adalah jiwa yang tumbuh

Katakan pada diriku bahwa 

Rasa sayang ini hanya untuk diriku

Katakan pada diriku bahwa hati ini dipenuhi bunga dan rasa sayang 

diriku adalah dirimu

Sayang, aku adalah dirimu yang engkau mau.

Peluklah aku dan bisikan kata cinta.

Sayang, aku adalah dirimu, selalu setia dan menemanimu.

Sayang, aku adalah dirimu. Cinta ini darimu dan untuk mu. Mendekatlah dan jadilah cinta itu.

pohon untuk burung

Jenis pohon yang cocok untuk aviary biasanya yang tahan terhadap kondisi di dalam kandang, tidak beracun bagi burung, dan memiliki dedaunan yang cukup lebat. Beberapa contohnya adalah:

1. Pohon Fig (Ficus): Daunnya lebat dan aman bagi burung.
2. Pohon Willow: Daunnya lembut dan burung menyukainya.
3. Pohon Maple: Tahan lama dan memberikan naungan yang baik.
4. Pohon Juniper: Daunnya tidak beracun dan tahan terhadap berbagai kondisi.

Pilih pohon yang sesuai dengan iklim dan ukuran aviary supaya tumbuh dengan optimal.

F

https://discord.gg/bwc6MxsP

Jago merah padam

Menyulut jiwa yang tidak paham

Menyulut naluri yang suci

Dan membiarkan berkobar melahap rumah keagungan 

Lalu mengasapi sejarah demokrasi yang terlalu dibanggakan 

Meninggalkan abu, 

Yang engkau kremasi dari kesombongan atas kursi-kursi

Dimana kata tanya ? 

Yang penting tidak pernah mendapatkan jawaban atas uang 

Mungkin ini bukan akhir tapi cukup sebagai jeda dari langkah dan janji

Dilindas-Terlindas-Melindas

Panas, sungguh hari yang panas. Hujan enggan turun

Keruh, terlalu banyak kata-kata kotor tersampaikan dan aku tidak sanggup mendengar 

Terlalu bising, hingga aku tidak bisa mengucapkan kata untuk bisa didengar oleh telinga massa 

Olehmu yang bringas dijalan-jalan memenuhi garis putih 

Meminta saya meninggalkan rumah yang aku duduki

Dan aku masih ingin disini, menikmati sedikit dari sisa umurku yang tidak pernah aku tahu.

Lalu, derap langkah itu 

Menjadi mimpi buruk yang membuatku menjatuhkan 

Sedikit perintah 

Yang menjadikan catatan sejarah demokrasi 

Seorang berseragam hijau, yang tidak kukenali

Tergeletak diatas tanah 

......

(Ternyata aku tidak mampu menuliskan kejadian tragis ini)

Shock

Berkabung atas duka kehilangan nyawa yang tidak bisa dibayar.

Sebuah catatan tragis dari demokrasi 

mantra

Apakah yang kamu katakan 

Adalah mantra-mantra tentang 

Cinta

Dan benci

Yang kamu satukan

Lalu menghilang

Hilang

Yang telah kamu ceritakan 

Adalah ada.

Lalu hilang dengan

purnama

Pernahkah kamu menunggu purnama 

Untuk kedua kalinya 

Dan 

Hilang 

Di dalam kabut 

Yang sengaja 

Diterjemahkan kedalam 

Perasaan yang ngilu

kembali

Laut yang surut

Akan pasang 

Dan kembali surut

Dan pasang kembali 

Segitunya kehidupan 

Jiwa yang hadir akan hilang 

Lenyap

Dengan cerita 

jiggly

leipzig

Urban

Dan kuno

Menyatu dalam bingkai kota

Yang sejuk dan masih penuh gairah

Lalu tidur dimalam hari

Aku sampaikan salam

Dan penghormatan 

Untuk kotaku

Kota yang telah kukenali

Sejak kemarin

Dan membuatku hidup

Dalam harapan

Duri

Duri duri yang kamu tanam 

Adalah ranjau 

Mengintai kaki yang melewati 

Dengan telanjang

Disekian malam

Disekian hari

Kadang terlihat dan terlintas

Ada hati yang tertusuk

Lalu sakit 

Mungkin mati

Yang tidak dikenali oleh pemilik

Ada ada saja

Ucapan ucapan 

Telah menjadi mantra

Dan merasuki jiwa jiwa

Kosong yang letih

i love my self

Jiwaku yang indah 

Jiwaku yang hidup 

Jiwaku yang tumbuh 

Memiliki keindahan 

Memiliki cahaya 

Memiliki ritme 

Dan aku

Yang menjadi satunya

Atas kemegahan ini